Headline Jawa Timur Kabupaten Tulungagung Narkoba

30 Persen Pelajar Tulungagung Terpapar Narkotika, Faktor Ini Pemicunya

BERITAOPINI.ID, TULUNGAGUNG, JATIM | Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Tulungagung mencatat bahwa 30 persen pelajar di Tulungagung terpapar narkotika. Hal itu cukup mengkawatirkan karena Indonesia termasuk negara yang darurat narkoba. Apalagi, faktor lingkungan yang paling memengaruhi pelajar dalam mengonsumsi obat tersebut.

Bahkan, hingga Maret 2023 lalu, satresnarkoba mengungka 25 kejadian penyalahgunaan narkoba. Hal itu bisa lebih meningkat lantaran kini masih pertengahan tahun dan peredaran narkoba cukup masif. Pada awal tahun ini, Tulungagung telah memiliki Perda Nomor 1 tahun 2023 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Tugas pemberantasan narkoba bukan hanya untuk pemerintah, melainkan semua elemen masyarakat.

“Dari skrining ketika di sekolah-sekolah itu, 30 persen positif. Kita komunikasikan dengan pihak sekolah. Rata-rata bahan adiktif, miras, psikotropika atau pil koplo marak di kalangan pelajar,” terang Kepala BNN Kabupaten Tulungagung, Rose Iptriwulandhani, selepas Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di halaman Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung, kemarin (6/1).

Dia melanjutkan, jumlah itu didominasi oleh pelajar SMP di Tulungagung. Tes urine tersebut dilakukan secara mendadak sehingga tidak direkayasa. Tes urine ini bertujuan untuk deteksi dini dan mengantisipasi adanya penyalahgunaan narkoba di lingkungan. Jika telah diketahui lebih awal, pihaknya bisa melakukan intervensi kepada pelajar yang terpapar.

Selain itu, persentase 30 persen tersebut banyak yang masih coba pakai. Apalagi, secara psikologis, anak SMP masih dalam tahap perkembangan. Hal itu membuat rasa ingin tahunya cukup tinggi sehingga melakukan coba pakai obat terlarang tersebut. Banyak juga yang terpengaruh dari teman. Itu terbukti dari data BNN. Berdasarkan faktor penggunaan narkoba, 80 persen disebabkan oleh teman atau lingkungan. Dengan demikian, perlu kerja sama semua pihak, tidak terkecuali orang tua yang sering bersinggungan dengan anak.

”Bagi saya, hal ini sangat mengkhawatirkan, apalagi Indonesia darurat narkoba sehingga butuh peran aktif secara masif dari semua elemen masyarakat. Paling tidak membentuk ketahanan diri untuk menolak narkoba. Meskipun diiming-iming, jika memiliki daya tangkal tinggi, maka bisa menolak narkoba,” pungkasnya. (Amar Dzaky Pradana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *