BERITAOPINI.ID, MEDAN | Mahasiswa juga rakyat, dan mahasiswa juga manusia yang menikmati jasa hasil pekerjaan buruh, sudah mutlak. Hal itu menggugah nurani mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Pengurus Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPK GmnI) Sejajaran Kota Medan untuk turun mendukung aksi serikat buruh pada Mayday 2023 di Kantor DPRD Sumut, di Jl. Imam Bonjol, Kota Medan (1/5/2023).
Yohanes Lature (Komisaris DPK GmnI FH USU) memimpin aksi dari GmnI Sejajaran Kota Medan untuk turun dukung aksi serikat buruh dalam memperingati Mayday 2023 di depan Kantor DPRD Prov. Sumut. DPK GmnI Sejajaran Kota Medan terdiri dari GmnI FH USU, GmnI FISIP UDA, GmnI FIB USU
Mahasiswa merasakan dan tentunya sudah mempelajari bagaimana keadaan ketidakadilan yang diterima dan diderita oleh pekerja khususnya buruh di Indonesia. Pelanggaran HAM, termasuk kekerasan, upah tidak setimpal, peraturan menjerat maupun mengikat, jaminan hari tua mustahil dan tuntutan berat target produksi.
Hal itulah yang menggugah nurani Yohannes dkk, dari GmnI Sejajaran Kota Medan untuk turun menunjukkan kepedulian terhadap sesama ciptaan Yang Maha Kuasa. Karena sejatinya membantu sesama adalah ibadah yang secara nyata dapat dirasakan orang lain.
Yohannes mewakili rekannya menyampaikan mahasiswa GmnI Sejajaran Kota Medan kepada pemerintah, yaitu:
1. Mencabut UU Cipta Kerja
2. Sahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT)
3. Hapus Outsourcing
4. Hentikan Perbudakan Modern yang secara khusus tertuang dalam Pasal 93 Permenhub No. 59 Tahun 2021 terkait Surat Izin Usaha Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal
Bukan ingin tampil dimata masyarakat maupun media, tapi inilah bentuk kepedulian yang diwadahi melalui organisasi yang diikuti mahasiswa Indonesia, khususnya di Kota Medan. Tuntutan mahasiswa bukan juga ego sektoral melainkan hasil observasi secara nyata. (Robert R. Purba)