Headline Jawa Timur Kabupaten Pacitan

Penyebab Listrik Sering Mati di Kawasan Pedesaan Kabupaten Pacitan

BERITAOPINI.ID, PACITAN- Hampir di setiap musim penghujan, jaringan listrik PLN di Kabupaten Pacitan, utamanya di kawasan pedesaan acap kali mengalami oglangan atau byar- pet.

Fenomena tersebut sering dikeluhkan pelanggan. Terlebih putusnya jaringan PLN bisa berlangsung lama. Kadang banyak pelanggan harus melewati malam tanpa ada penerangan listrik.

Manajer PLN ULP Pacitan, Nuzulul Ramadhan dalam siaran persnya mengatakan, gangguan jaringan listrik PLN yang sering terjadi di wilayah Pacitan terutama di Kecamatan Arjosari, Nawangan, Tegalombo dan Kebonagung.

Mayoritas dikarenakan gangguan alam, yaitu pohon yang roboh mengenai jaringan PLN, ranting pohon kering atau pelepah kelapa kering yang jatuh di jaringan PLN. Dimana, hampir sebagian besar untuk jaringan PLN, masih menggunakan kabel yang belum bungkus.

Sedangkan untuk wilayah Pacitan sendiri panjang jaringannya 950 kms (kilometer sirkuit) dengan melewati hutan dan gunung yang mana untuk potensi gangguan karena pohon sangat mendominasi.

“Terjadinya gangguan aliran listrik PLN di Pacitan, faktor alam yang mana diluar dari kendali kami.yaitu pohon roboh, ranting jatuh di jaringan atau gangguan binatang,” katanya, Selasa (14-02-2023).

Di PLN Pacitan ada beberapa regu dengan tugas dan fungsi masing-masing. Salah satunya adalah tim inspeksi yang tugasnya adalah melakukan pengecekan jaringan PLN dari pangkal Gardu Induk sampai ujung jaringan yang di cek salah satunya kondisi pepohonan yang mendekati jaringan PLN.

Hasil inspeksi tersebut di masukan ke sistem di aplikasi android yang kemudian untuk penangananya(eksekusi) rabas maupun potong pohon dilakukan oleh tim rabas yang setiap hari jalan.

Tim Rabas ini terdiri dari 3 tim, masing-masing mobil terdiri 4 personil untuk melayani TO rabas oleh tim inspeksi. Selain itu juga ada tim gropyok penyulang. Tim tersebut bantuan dari tim rabas, ULP PLN lain. Tim tersebut setiap dua minggu sekali jalan.

“Terakhir kita dapat bantuan tim gropyok penyulang 70 personil dari PLN Balong, Trenggalek, dan PLN Ponorogo kota. Mereka melakukan rabas mulai Desa Tambak Rejo, Kecamatan Pacitan sampai Kecamatan Nawangan. Awal Maret nanti akan dilaksanakan gropyok lagi dengan dibantu PLN UP3 lain yang lain,” jelasnya.

Masih menurut Nuzulul, soal kabel jaringan yang masih berupa kabel telanjang, pihaknya telah melakukan langkah-langkah koordinasi dengan PLN UP3 Ponorogo, sebagai induk dari PLN ULP Pacitan.

“Setiap tahun kita mengusulkan ke PLN UP3 Ponorogo sebagai induk PLN Pacitan guna dilakukan penggantian. Sebab soal itu (penggantian kabel, Red), wewenang dari PLN Ponorogo, dengan skala prioritas mana-mana yang bisa di acc atau tidak.

Surat pergantian kabel yang telanjang juga telah kami sampaikan. Tiap tahun kita dapat bantuan penggantian kabel, tapi tidak bisa mengkafer semuanya. Tahun 2022 lalu, kita dapat bantuan penggantian kabel tertutup untuk Desa Sukoharjo, khususnya Dusun Njelok dan Purwoasri,” terangnya.

Sementara terkait bahaya kelistrikan, Nuzulul menegaskan, kalau pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke pelosok melalui kepala desa.

“Kami masuk ke desa-desa menemui kades untuk menyampaikan bahaya kelistrikan. Lewat kades agar mengimbau masyarakatnya, apabila ada petugas PLN yang hendak memotong pohon, merapikan, diperbolehkan saja.

Kami juga menyiapkan pos jaga di Kecamatan Punung, Tegalombo, Lorok dan Tulakan. Ada juga service poin kantor jaga di Sudimoro. Pegawai PLN dari Trenggalek dan Pacitan bergantian bertugas di pos tersebut. Dengan adanya pos jaga ini , untuk gangguan lebih cepat di tangani oleh petugas terdekat.

Sedangkan untuk penambahan SDM, itu kewenangan kantor pusat di Surabaya. Kami hanya sebatas mengusulkan,” tandasnya. (Red/yun).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *