Headline Jawa Timur Kabupaten Pacitan Sosial dan Politik

Prediksi Paslon Tunggal di Pilbup Pacitan, Ketua PC GMNI Pacitan : Masyarakat Perlu Diberikan Edukasi

BERITAOPINI.ID, PACITAN– Masifnya kedatangan Presiden ke enam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kampung halamannya di Pacitan, tentu akan merubah iklim politik lokal secara drastis.
Kecintaan masyarakat terhadap Partai Politik yang ia bidani kelahirannya, yaitu Demokrat akan semakin membumi.

Hal inilah yang kemungkinan akan menjadi penyebab munculnya sikap phobia politik bagi Parpol lain, yang berimbas tidak akan membesut pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati saat perhelatan Pemilihan Bupati (Pilbup), serentak 2024. Tentu langkah incumbent untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinannya, semakin lapang.

Akan tetapi disisi lain, masyarakat perlu paham, ketika di Pacitan harus dihadapkan dengan satu pilihan pasangan calon atau Kotak Kosong. Ketua PC GMNI Pacitan, Muhammad Tonis Dzikrullah mengatakan, pasangan calon tunggal di pemilihan kepala daerah bukan satu-satunya pilihan bagi pemilih, namun masih terdapat pilihan lainnya, yaitu kotak/bumbung kosong.

“Untuk itu, masyarakat perlu diberikan edukasi dan pemahaman mengenai aturan pasangan calon tunggal pada kontestasi pilkada,” kata aktivis kampus yang akrab disapa Tonis ini, menyikapi kemungkinan adanya pasangan calon tunggal saat Pilbup serentak 2024 di Pacitan, Senin (06-02-2023).

Pegiat organisasi kemahasiswaan yang dikenal kritis ini mengungkapkan, calon tunggal bukan hanya satu-satunya pilihan. “Bukan berarti tidak ada opsi kalau tidak setuju dengan calon tunggal. Dan bukan berarti wajib dipilih, ” ujarnya.

Disinilah peran KPU sebagai penyelenggara Pemilu harus dimaksimalkan,” tegasnya.
peran dari Lembaga Penyelenggara Pemilu, menurut Tonis, yaitu membuka akses informasi kepada masyarakat, terkait ketentuan Pilkada yang hanya diikuti satu pasangan calon, ” jelasnya.

Membuka akses informasi seluas-luasnya kepada masyarakat pada skema kolom kosong jika hanya ada paslon tunggal. “Lebih dari itu, pasangan calon dan kotak kosong harus diperlakukan dengan adil, misalnya mengenai penyediaan alat peraga kampanye. Sebab banyak masyarakat yang tidak mengetahui apakah diperkenankan menggunakan hak pilih terhadap kotak/bumbung kosong tersebut,” tuturnya..

Masih dikesempatan yang sama, Tonis juga menegaskan, jika memang hal itu terjadi di Pacitan, apa yang menjadi sebab Parpol lain tidak mau mengusung pasangan calon ?, indikasinya jelas, lemahnya mental Parpol.

Sebab, tidak ada yang benar-benar memiliki kesungguhan dalam berproyeksi untuk perubahan Pacitan yang lebih baik. Pacitan butuh oposan yang bermental pejuang dan pemikir.

“Disisi lain, edukasi politik juga sangat diperlukan, lakukan penyadaran terhadap masyarakat dari keterjebakan fanatisme politik yang justru cenderung menghambat maju dan sejahteranya Pacitan. Susah memang, tapi bukan berarti tidak mungkin,” pungkasnya Tonis. (Red/Yun).

1 Comment

  • user-970094 24 April 2024

    awesome

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *