Event Headline Jawa Timur Jember

Semarak Dies Natalis GMNI Ke – 69, DPC GMNI Jember Adakan Kemah Kebangsaan dengan Tema : “Memperkokoh Pondasi Organisasi Berwatak Kerakyatan”

BERITAOPINI.ID, JEMBER | Hari lahir Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yaitu pada 23 maret 1954 di Kota Surabaya. Disetiap tanggal tersebut GMNI selalu memperingati bersama dengan para kader yang ada disetiap daerah seluruh Indonesia. Salah satu daerah yang memperingati yaitu DPC GMNI Jember dengan meriahkan acara Kemah Kebangsaan yang mengundang setiap DPK Se-Kabupaten mber yang dilaksanakan di Agrokita Rembangan.

Acara tersebut juga dilaksanakan pada momen bulan Ramadhan yang dibalut dengan kegiatan buka bersama dan sahur bersama kader Se-Kabupaten Jember. Tak luput juga dimomen para kader berkumpul akan dilakukan diskusi bersama mengenai arah gerak GMNI kedepan yang sesuai rule perjuangan dan sesuai ideologi marhaenisme.

Acara tersebut dibuka oleh Yudha Dwi Prasetiyo sebagai Ketua DPC GMNI Jember mengatakan di dalam pembukaan acara “Bahwa GMNI sebagai organisasi kader dan organisasi perjuang yang berwatak kerakyatan, pada memperingati Dies Natalis GMNI Ke-69 Tahun harus tetap sesuai tujuan organisasi dan tujuan ideologi dimana GMNI berjuang untuk rakyat dan GMNI berjuang bersama-sama rakyat itulah yang merupakan karakter kami,” ujarnya.

Diskusi yang diadakan DPC GMNI Jember diisi oleh pemantik Naufal Alam sebagai Wakabid Advokasi dan David Rizal sebagai Wakabid Politik mencoba memantik para kader untuk terlibat dalam langkah advokasi yang bertujuan sebagai GMNI ikut andil dalam keresahan masyarakat yang banyak di Kabupaten Jember.

“Harapan saya, agar semua kader GMNI dapat berfikir kritis terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat, bukan hanya melakukan sebuah gerakan yang reaktif saja, namun juga melakukan sebuah runtutan aksi yang bertujuan mengentaskan ketertindasan rakyat, ” ucap Naufal.

Di dalam acara tak luput panitia juga membuat kegiatan permainan yang bertujuan melatih konsentrasi dan kekompakan setiap kader. Di dalam permainan tersebut juga terdapat hukuman yang dimana setiap melakukan kesalahan akan di sanksi membaca puisi diantara para kader yang melingkar di lapangan.

Di penghujung acara dilakukanlah sahur bersama setelah melakukan beberapa aktivitas yang diadakan oleh panitia. Setelah beberapa agenda selesai tak luput juga para kader berfoto bersama dan meninggalkan tempat secara bersamaan. (Marko)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *