Headline Kupang Nusa Tenggara Timur

Terhadap Wacana Sistem Pemilu Hybrid, Kecab GMKI Kupang: Tidak Berdampak

BERITAOPINI.ID, KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR |  Berkenaan dengan adanya wacana penerapan sistem hybrid pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kupang, Florit P. Tae menilai tidak berdampak pada tawaran solusi apapun.

Saat diwawancarai via WhatsApp, Selasa, (23/5/23), dirinya mengungkap bahwa penggunaan sistem hybrid tidaklah meminimalisir kelemahan atau bahkan menambah keuntungan dari sistem proporsional terbuka maupun tertutup.

Hal itu disadari bahwa kedua sistem tersebut sama memiliki dampak positif dan negatif sekaligus yang perluh diperhatikan.

Ia menjelaskan bahwa sistem proporsional terbuka dapat berpotensi pada terpilihnya figur yang kurang kompeten akibat pendukung yang sangat mungkin hasil money politik. Sementara, sistem pemilihan tertutup dapat memberi peluang menguatnya oligarki di internal partai politik, munculnya ruang politik uang dalam hal jual beli nomor urut dan sebagainya.

“Bagi saya, mewacanakan sistem Pemilu hybrid hampir serupa dengan mempertontonkan sandiwara yang tidak lucu. Berharap agar sedapat mungkin menghibur dan menyenangkan orang banyak, tapi tidak berdampak bahkan tidak tepat sasaran,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dirinya berharap bahwa dalam rangka memutuskan apakah Pemilu dengan sistem terbuka atau tertutup, harus lahir dari suara masyarakat dan bukan elit partai politik.

“Untuk tidak berdampak buruk dalam penyelenggaraan Pemilu selanjutnya, maka sistem proporsional terbuka agaknya lebih tepat bagi perjalanan demokrasi, ” tuturnya.(Nino)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *