BERITAOPINI.ID KUPANG NTT | Organisasi Masyarakat (Ormas) Garuda Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan keprihatinan mendalam dan mengutuk keras insiden perusakan fasilitas rumah ibadah serta dugaan tindakan diskriminasi yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, baru-baru ini. Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Ketua Umum Garuda Kupang, Mex M. Sinlae, kepada awak media pada Rabu, 2 Juli 2025.
Sinlae mengungkapkan keprihatinannya atas tercederainya kerukunan antarumat beragama akibat insiden tersebut.
“Secara organisasi, kami dari Garuda Kupang NTT, mengutuk keras aksi intimidasi dan diskriminasi terhadap kaum minoritas yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa peristiwa serupa kerap terjadi dan sangat disesalkan, terutama dari NTT yang dikenal sebagai provinsi toleransi.
“Sebagai provinsi toleransi, kita sangat prihatin dan sesalkan bahwa masih ada oknum-oknum yang hidup dalam tatanan intoleran terhadap umat lain,” imbuhnya, menekankan eratnya kerukunan antarumat beragama di NTT yang berlandaskan kasih sebagai hukum tertinggi.
Menurut Sinlae, jika insiden intoleransi tidak segera diatasi, hal ini akan menjadi “investasi buruk bagi generasi muda ke depan” dan berpotensi menimbulkan dampak yang lebih luas ke daerah lain.
“Jangan mempersatukan sebuah perbedaan, biarkan perbedaan itu yang mempersatukan kita. Kami berharap, peristiwa serupa ini tidak lagi terulang di republik ini,” cetusnya.
Sinlae juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama. “Indonesia adalah rumah kita bersama, dan keberagaman adalah kekuatan kita,” tegasnya.
Garuda Kupang secara tegas mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam melindungi hak-hak kelompok minoritas.
“Kami ingin berpesan, pemerintah wajib hadir di saat ada umat yang terzolimi, terintimidasi, terdiskriminasi. Negara wajib memberikan jaminan kepada setiap umat dalam menjalankan ibadah mereka,” tegas Sinlae.
Ia juga menyoroti bahwa prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana diamanatkan Pancasila, belum sepenuhnya terwujud bagi umat minoritas.
“Negara seyogyanya bersikap adil dan memberikan kebebasan bagi setiap umat untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan agamanya masing-masing,” tambahnya.
Senada dengan Ketua Umum, Wakil Ketua DPD Garuda Kota Kupang, Isran Alidin, menambahkan bahwa perayaan hari raya keagamaan di NTT menjadi salah satu bukti nyata eratnya persaudaraan antarumat.
“Contoh konkret, ketika umat Kristiani merayakan hari keagamaan seperti Natal dan Paskah, umat Muslim, melalui organisasi seperti GP Ansor, Pemuda K2S, dan lainnya secara aktif berpartisipasi dan mendukung. Begitupun sebaliknya,” jelas Alidin.
Ia juga menerangkan bahwa dukungan tersebut terwujud dalam partisipasi aktif menjaga keamanan dan ketertiban.
“Kita berharap semangat gotong royong dan toleransi yang sudah mendarah daging di NTT dapat menjadi contoh tanpa harus ada gesekan-gesekan dalam keberagaman,” pungkasnya.
Selanjutnya, Mex Sinlae juga mengaku Garuda Kupang bersama aliansi dari lima ikatan organisasi, yakni Garda Triple X Flobamora, Laskar Timor Indonesia, Grib Jaya, dan Ikatan Penguyuban Flotirosa, akan menggelar aksi damai dalam waktu dekat. Aksi ini juga akan dihadiri oleh perwakilan Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Paguyuban Kontak Kurukunan Sosial (K2S) Kota Kupang guna menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kerukunan antarumat beragama.