BERITAOPINI.ID PURBALINGGA JATENG | Hingga saat ini, belum ditemukan kasus Japanese Encephalitis (JE) di Kabupaten Purbalingga. Bahkan secara nasional, kasus yang terkonfirmasi pun sangat jarang terjadi. Hal tersebut disampaikan oleh Adi Nugroho, Tim Surveilans dan Imunisasi Bidang P2P Dinas Kesehatan Purbalingga, saat dikonfirmasi terkait kewaspadaan terhadap penyakit infeksi emerging (12/07/2025).
Menurut Adi, JE termasuk dalam kategori Penyakit Infeksi Emerging (PIE) yang gejalanya tidak khas dan cenderung menyerupai penyakit lain, seperti ensefalitis atau meningitis.
“Karena tidak ada gejala khas, kasus JE sering sulit dibedakan dari ensefalitis lainnya. Sama halnya dengan Hantavirus yang mirip dengan leptospirosis atau penyakit zoonosis lain,” jelasnya.
Skrining terhadap penyakit-penyakit emerging seperti JE umumnya dilakukan di Rumah Sakit (RS) Sentinel, yang merupakan rumah sakit rujukan milik pemerintah pusat.
Jika ditemukan kasus yang dicurigai, sampel akan dikirim ke laboratorium rujukan nasional yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
“Tidak ada laboratorium pemeriksa JE di Purbalingga. Pengiriman sampel tergantung pada laboratorium mana yang ditunjuk, dan biasanya pengiriman dilakukan oleh RS Sentinel,” tambahnya.
Lebih lanjut Adi menjelaskan, hingga kini belum ada program imunisasi JE yang berjalan di Purbalingga. Program tersebut baru dilaksanakan di beberapa daerah endemis seperti Yogyakarta dan Bali.
Oleh karena itu, pencegahan di daerah seperti Purbalingga masih bersifat umum.
“Tidak ada pencegahan yang spesifik untuk penyakit ini. Pencegahannya sama seperti penyakit lain, hanya ditambahkan edukasi sesuai cara penularannya. Misalnya, untuk JE yang ditularkan nyamuk, maka penting dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin. Sedangkan untuk Hantavirus, karena penularannya melalui hewan pengerat seperti tikus, maka pencegahan ditambahkan dengan pengendalian keberadaan tikus di lingkungan rumah tangga,” terangnya.
Jika suatu kasus ditemukan dan pasien dirawat di RS sentinel, Dinas Kesehatan akan menerima laporan dan langsung melakukan penyelidikan epidemiologi di lapangan sebagai bagian dari respons cepat terhadap penyakit tersebut.
Meskipun belum ada kasus yang muncul, Dinkes Purbalingga menegaskan pentingnya kewaspadaan bersama, terutama dari masyarakat dan fasilitas kesehatan, guna mengantisipasi potensi penyebaran penyakit infeksi emerging di masa mendatang.