BERITAOPINI.ID SURAKARTA JATENG | Kaesang Pangarep resmi menahkodai kembali Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada periode 2025-2030. Kegiatan kongres perdana PSI yang berlangsung di Graha Saba Buana, pada Sabtu (19/07/2025), Kaesang langsung menyigi prioritas utamanya dalam merapikan struktur partai dari tingkat pusat hingga ke akar rumput.
Kaesang menandaskan dalam kepemimpinan kali ini, akan menyuguhkan langkah yang berbeda. Bila pada pemilu lalu di tahun 2024, ia hanya memiliki tiga bula guna menghadapi pemilu, Kaesang kini punya waktu empat tahun merancang partai politiknya. Kata Kaesang, waktu yang cukup panjang ini akan digunakan PSI memenangkan Pemilu 2029.
“Saya punya waktu lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya. Saya punya empat tahun sebelum pemilihan legislatif. Jadi saya akan merapikan struktur partai dari DPP, DPW, DPD, DPC, hingga ranting.” Jelas Kaesang di Graha Saba pada (19/07/2025).
Perbuahan logo partai yang mulanya menggenggam bunga mawar dengan tangan mengepal, berubah menjadi gajah yang mendongak berkelir merah. Menurut Kaesang lambang Gajah sebagai simbol yang mencerminkan karakter PSI di bawah kepemimpinannya.
“Kurang etis kiranya, sebagai ketua umum, membeberkan hal ini, namun izinkan saya menjelaskan. Secara filosofi gajah itu tidak akan mengamuk saat diserang atau tidak diserang. Gajah selalu menjadi versi dirinya sendiri. Gajah mungkin bukan raja dalam belantara, akan tetapi gajah ialah pelindung dari ekosistem yang besar.” Ujar Kaesang.
Menyoal kepengurusan baru, Kaesang memberi isyarat bahwa tim formatur akan bekerja guna menyusun komposisi kabinet partai. Ia membuka pintu lebar bagi kader-kader baru untuk bergabung dalam garis perjuangan PSI selama lima tahun ke depan.
“Nanti kami akan perkenalkan, setelah kami dengan tim formatur bekerja. Anggota baru akan selalu kami rekrut saban hari.” Tambahnya.
Di samping itu, Ketua Dewan Pendiri PSI, Jeffrie Geovanie memuji terobosan PSI dalam penentuan ketua umum. Ia mengapresiasi langkah one man-one foot dalam penentuan ketua umum, sebagai bukti terbukanya parpol yang kini menggunakan logo gajah itu.
“Ini merupakan langkah pertama kalinya, sebuah partai politik menyelenggarakan format baru dalam pemilihan umum. Dahulu PSI dianggap sebagai partai dengan pengelolan nan terbatas, pemilihannya ditentukan segelintir orang semata.” Ujar Jeffrie.
Melalui kongres perdananya itu, PSI berhasil merampungkan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan kini menjelma menjadi partai dengan penekanan ‘super terbuka.
“Ketua umum betul-betul dipilih bukan hanya oleh pengurus, akan tetapi siapapun yang bersedia menjadi pemegang kartu anggota. Hari ini, kurang lebih 180 ribu anggota melakukan voting, dan sekitar delapan puluh persen berhasil menentukan pilihannya melalui e-voting.” Jelasnya menunjukan tingkat partisipasi kadernya yang masif.
Harapan besar disandarkan Jeffries terhadap sistem ini, sebagai embrio demokrasi digital di Indonesia.
“Mas Kaesang memenangkan pemilihan e-voting ini sebagai yang pertama. Gagasan e-voting ini kami harapkan juga akan menjadi embrio untuk demokrasi Indonesia ke depan.” Pungkas Jeffrie.