BERITAOPINI.ID KENDAL JATENG | Forum Peduli Tanggul Kali Bodri (PETAK BODRI) menggelar aksi damai bertajuk “Kliwonan: Doa Bersama 5.000 Korban Terdampak Kali Bodri”, pada Jumat siang (1/8), pukul 13.00 WIB di lokasi tanggul jebol Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.
Aksi ini menjadi bentuk peringatan dan solidaritas atas tragedi banjir besar yang terjadi pada 21 Januari 2025 silam, akibat jebolnya tanggul Kali Bodri yang menyebabkan lumpuhnya sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat selama berpekan-pekan. Banjir setinggi 2 meter tersebut memaksa ribuan warga mengungsi dan kehilangan harta benda, ternak, hingga tempat tinggal.
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh perwakilan Forum PETAK BODRI, disebutkan bahwa tanggul jebol sepanjang 15–20 meter masih dalam kondisi kritis dan longsor. Selain itu, ditemukan endapan sedimen setebal 50 cm sepanjang 300 meter di aliran sungai yang menghambat laju air. Di sisi barat tanggul, kerusakan juga parah akibat ketiadaan tanggul penahan permanen.
“Jika tidak ada penanganan segera, potensi banjir serupa bahkan lebih besar bisa kembali terjadi setiap musim hujan,” tegas koordinator aksi, Arif Fajar Hidayat.
Forum PETAK BODRI menuntut percepatan penanganan tanggul dengan:
- Normalisasi aliran air (pengangkatan sedimen)
- Penguatan dan pembangunan tanggul permanen di wilayah kritis.
Aksi yang terbuka untuk umum ini mengundang simpati warga dari berbagai desa di sepanjang aliran Kali Bodri. Para peserta mengenakan dress code putih dengan pita hitam sebagai simbol duka dan harapan. Mereka membawa konsumsi masing-masing dan membacakan doa bersama sebagai bentuk peringatan atas peristiwa yang menyangkut nyawa dan nasib ribuan warga.
Forum menegaskan bahwa penanganan tanggul ini adalah soal keberpihakan dan nyawa, bukan hanya infrastruktur biasa. Pemerintah pusat maupun daerah didesak segera hadir bukan sekadar meninjau, tetapi menyelesaikan secara tuntas.
