BERITAOPINI.ID PURBALINGGA JATENG | Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Purbalingga pada Minggu malam, 3 Agustus 2025, menyebabkan Sungai Klawing meluap secara tiba-tiba dan mengakibatkan insiden kecelakaan air (laka air) di proyek penguatan tebing sungai yang berlokasi di Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 19.30 WIB saat enam orang pekerja tengah menyelesaikan pembangunan jembatan akses alat berat di lokasi proyek. Luapan air datang secara cepat, memaksa para pekerja bergegas menyelamatkan diri serta mengamankan alat berat ke shelter yang terletak di tanggul sodetan sungai.
Prayitno, Kepala BPBD Purbalingga, menjelaskan bahwa tiga orang pekerja berhasil bertahan di shelter hingga akhirnya dievakuasi dalam keadaan selamat pada Senin dini hari, pukul 02.00 WIB. Ketiganya adalah Juni Setiawan dan Muntohar, operator asal Kebumen, serta Bintang Putra, seorang surveyor dari Yogyakarta.
Namun, tiga pekerja lainnya dinyatakan hilang dan hingga saat ini masih dalam proses pencarian. Mereka adalah Sarwoyo dan Muhyadi, warga Desa Penaruban, serta Tedi Setiawan, seorang surveyor asal Majenang, Kabupaten Cilacap. Menurut kesaksian warga sekitar, ketiganya sempat terlihat mencoba menyebrang menuju jalur alat berat saat air mulai meluap.
Setelah menerima laporan, tim BPBD Purbalingga segera menuju lokasi untuk melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan BASARNAS dalam pelaksanaan operasi pencarian dan penyelamatan. Operasi SAR gabungan melibatkan unsur TNI, Polri, relawan, serta masyarakat setempat. Meski begitu, proses evakuasi sempat terhambat karena derasnya arus sungai dan curah hujan tinggi. Perahu bermesin 25 HP yang digunakan tidak mampu melawan derasnya aliran air.
Tim SAR gabungan terus dikerahkan untuk menyisir area sekitar lokasi kejadian dengan harapan dapat menemukan tiga korban yang masih hilang. Kepala BPBD Purbalingga mengimbau warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Klawing untuk tetap waspada, mengingat potensi banjir susulan masih mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem yang belum mereda dalam beberapa hari ke depan.