BERITAOPINI.ID PURBALINGGA JATENG | Bupati Purbalingga, Fahmi, menegaskan bahwa literasi sejarah menjadi bagian penting dalam mencerminkan kebudayaan masyarakat Purbalingga. Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri kegiatan peluncuran buku Babad Wirasaba yang dinilai sebagai dokumen sejarah penting bagi daerah. (20/08/2025)
Menurutnya, berbicara tentang Wirasaba berarti berbicara tentang cikal bakal Kabupaten Purbalingga. Karena itu, setiap bulan Desember menjelang hari jadi Purbalingga, pemerintah bersama masyarakat memiliki tradisi berziarah ke makam leluhur di Wirasaba. “Wirasaba bukan hanya milik Desa Wirasaba, tetapi milik seluruh Purbalingga,” ujarnya.
Bupati Fahmi juga menyampaikan apresiasi atas penerbitan buku Babad Wirasaba. Ia menekankan bahwa sejarah Wirasaba memiliki posisi penting karena pernah menjadi ibu kota empat kabupaten di Jawa Tengah, yakni Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, dan Cilacap, sebelum akhirnya dipecah menjadi empat wilayah administratif.
“Pemerintah Kabupaten Purbalingga bersama masyarakat berkomitmen untuk terus mengangkat sejarah ini sebagai legitimasi bahwa Purbalingga adalah asal mula dari pusat pemerintahan empat kabupaten. Harapannya, kejayaan Wirasaba di masa lalu dapat dikembalikan,” tutur Fahmi.
Lebih lanjut, pihaknya menegaskan akan bekerja sama dengan budayawan dan ahli sejarah untuk merancang berbagai program yang mengulik sejarah Adipati Wirasaba. Menurutnya, banyak masyarakat Purbalingga yang belum mengetahui sejarah panjang daerahnya. Padahal, sejarah Purbalingga tidak hanya berusia 194 tahun, melainkan jauh lebih tua.
“Dengan menilik sejarah, kita dapat memahami kearifan lokal dan karakteristik kebudayaan Purbalingga secara lebih utuh. Hal ini sekaligus dapat menjadi referensi dalam menentukan arah kebijakan dan solusi atas persoalan yang muncul di masyarakat,” jelasnya.
Bupati berharap momentum peluncuran buku Babad Wirasaba menjadi titik awal dalam mengangkat kembali kejayaan Wirasaba dan Purbalingga di Jawa Tengah.

















