BERITAOPINI.ID PURBALINGGA JATENG | Yayasan Prawiro DPC Kabupaten Purbalingga meluncurkan tiga dapur baru yang akan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah setempat. Launching dilakukan pada Senin (25/8/2025) dengan dihadiri Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani.
Ketua DPC Prawiro Kabupaten Purbalingga, Mayor Purn. DS. Cahyadi menyampaikan bahwa pendirian dapur ini sejalan dengan program unggulan Presiden Prabowo Subianto untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemenuhan gizi siswa SD, SMP, dan SMA. Ia berharap program tersebut dapat dilaksanakan secara terpadu oleh pemerintah, swasta, investor, serta masyarakat, sehingga tepat sasaran dan berjalan lancar.
“Program ini harus dilaksanakan bersama-sama agar tidak ada kendala dan dapat berjalan baik. Untuk itu, kami memohon kepada Wakil Bupati untuk melaunching dapur yang mulai beroperasi pada 25 Agustus 2025 di Kecamatan Karangmoncol, Mrebet, dan Kertanegara,” ujar Cahyadi.
Sementara itu, Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani memberikan apresiasi tinggi kepada Yayasan Prawiro. Menurutnya, Prawiro tidak hanya berhasil mendirikan tiga dapur baru, tetapi total enam dapur secara mandiri. Hal ini menunjukkan kemandirian ormas yang mampu berperan dalam pembangunan, khususnya mendukung program pemerintah pusat.
“Biasanya ormas belum identik dengan peran ekonomi secara berdikari. Namun Yayasan Prawiro membuktikan sebaliknya. Semoga ini menjadi contoh bagi ormas lain untuk mendukung program pemerintah, khususnya MBG yang merupakan program strategis nasional,” ungkap Dimas.
Dengan berdirinya tiga dapur baru, jumlah dapur MBG di Purbalingga bertambah menjadi sepuluh unit. Meski demikian, kebutuhan dapur di Purbalingga masih mencapai 58 unit. Oleh karena itu, pemerintah daerah terus mendorong percepatan pembangunan dapur agar manfaat MBG dapat dirasakan masyarakat lebih luas.
Wakil Bupati juga menegaskan bahwa keberadaan dapur ini diharapkan memberi efek berganda bagi pembangunan daerah. Selain menekan angka stunting dan gizi buruk pada anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, dapur MBG juga dapat memberdayakan penyedia makanan lokal sehingga berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Dalam kesempatan itu, Dimas mengarahkan agar Yayasan Prawiro memperkuat koordinasi dengan para stakeholder terkait. Hal ini penting untuk memastikan pengelolaan dapur berjalan optimal, menjaga kualitas makanan yang disalurkan, serta menjamin program MBG tidak keluar dari tatanan pemerintah pusat.
Selain itu, pemerintah juga membuka peluang bagi pihak swasta dan investor untuk turut berpartisipasi dalam memperluas jangkauan program MBG. Dengan dukungan multipihak, target penyediaan 58 dapur di Purbalingga diyakini dapat segera terealisasi dan memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah.
