BERIFAOPINI.ID, JAKARTA — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kian dipandang sebagai langkah nyata pemerintah dalam memastikan pemerataan gizi sekaligus menggerakkan roda ekonomi nasional, khususnya sektor pertanian dan peternakan.
Guru Besar IPB sekaligus Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional, Epi Taufik, menekankan bahwa MBG memiliki dampak ganda.
“Program Makan Bergizi Gratis ini bukan hanya menjawab persoalan kekurangan gizi pada anak-anak Indonesia. Lebih dari itu, MBG membuka peluang ekonomi strategis sebagai pasar baru bagi sektor pangan dan peternakan nasional,” ujarnya.
MBG dirancang dengan skema investasi terstruktur, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam usaha peternakan tanpa perlu memiliki lahan atau keahlian teknis. Dana yang dihimpun dikelola secara profesional oleh tenaga lokal terlatih.
“Dengan skema ini, peternak kecil yang sebelumnya kesulitan mengakses pendanaan bisa berkembang. Ekonomi pedesaan pun ikut bergerak,” terang Epi Taufik.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut menegaskan bahwa hilirisasi pertanian menjadi kunci kemandirian pangan.
“Kalau kita hanya menjual produk mentah, nilai tambahnya kecil. Dengan hilirisasi, kita bisa meningkatkan nilai jual, menyerap tenaga kerja, dan memperkuat daya saing,” katanya.
Sementara itu, *Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu*, menilai MBG sejalan dengan pembangunan ekosistem peternakan terintegrasi.
“Langkah ini strategis dan relevan dengan tantangan pemenuhan gizi serta kedaulatan pangan nasional. Kita tidak boleh terus bergantung pada impor daging dan susu,” tegasnya.
Selain memberi manfaat gizi dan ekonomi, MBG juga menjaga transparansi. Sistem pemantauan berbasis digital diterapkan untuk memastikan akuntabilitas pelaksanaan program.
“Kepercayaan investor maupun masyarakat adalah modal utama. Karena itu, setiap aktivitas dipantau dan dilaporkan secara berkala,” imbuh Todotua.
Melalui kolaborasi lintas sektor, MBG dipandang sebagai program yang tidak sekadar karitatif, tetapi produktif.
“Ini adalah gotong royong modern. MBG menjadi wujud nyata pemerataan gizi sekaligus penggerak ekonomi nasional,” tutup Epi Taufik.