Example floating
Example floating
Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60
BeritaJawa TengahKota Surakarta

Wayang Beber Masuk Era Digital, FKMJK ISI Solo Bahas Kriya Atraktif dan Inovasi AR/VR

22
×

Wayang Beber Masuk Era Digital, FKMJK ISI Solo Bahas Kriya Atraktif dan Inovasi AR/VR

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BERITAOPINI.ID SURAKARTA JATENG | Forum Komunikasi Mahasiswa Jurusan Kriya (FKMJK) ISI Solo sukses menyelenggarakan diskusi bulanan Fullmoon Discus #8 dengan tema Kriya Atraktif Wayang Beber. Acara yang berlangsung saat bulan purnama, Rabu malam (8/10/2025). Dekanat FSRD ISI Solo ini, menghadirkan seniman dan dalang wayang beber dari Pracimantoro, Wonogiri, Faris Wibisono. (09/10/2025)

Di hadapan ratusan mahasiswa, Faris memantik diskusi mengenai sejarah wayang beber, yang lekat dengan kisah romantis seperti Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji di masa Kerajaan Jenggala dan Majapahit. Sebagai warisan budaya, Faris mengajak generasi muda untuk tetap mempopulerkannya di era digital, dengan memanfaatkan keunikan visualnya.

*Wayang Beber Kontemporer: Kritik Lingkungan dan Sosial*

Faris, yang juga alumnus Jurusan Kriya ISI Solo, menunjukkan kreativitasnya dengan menggarap visual dan narasi wayang beber yang lebih kontekstual terhadap isu zaman. Sejak 2015, ia aktif membuat Wayang Beber “Tani” yang mengangkat narasi kehidupan masyarakat desa, termasuk respons terhadap lingkungan. Di akhir diskusi, Faris mementaskan karya visualnya yang bercerita tentang krisis air bersih dan bencana akibat deforestasi, memicu tepuk tangan riuh dari audiens.

Ketua Jurusan Kriya ISI Solo, Dr. Aries BM, menyoroti pentingnya proses kreatif kriyawan. Ia menekankan bahwa seniman kriya harus tekun mengasah kreativitas, di mana pendalaman estetika dan publisitas konten visual harus beriringan agar karya kriya menjadi atraktif.

*Integrasi Teknologi AR/VR dan Lintas Kompetensi*

Mantan Dekan FSRD, Dr. Ranang Agung S, yang turut hadir dalam diskusi, berpandangan bahwa di tengah revolusi teknologi saat ini, wayang beber harus dikemas ke dunia digital. Inisiatif seperti animasi, aplikasi interaktif, hingga pertunjukan live streaming penting untuk menjangkau generasi muda. Ia juga menyarankan kolaborasi lintas kompetensi, seperti musik kontemporer, tata cahaya modern, dan visualisasi grafis, untuk memperkaya pertunjukan tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya.

Kesimpulan dari diskusi tersebut adalah bahwa karya kriya seperti wayang beber tidak seharusnya statis di ruang pameran, melainkan secara fisik dapat menjadi media yang menarik untuk dipublikasikan menggunakan berbagai konten kreatif, bahkan melalui elemen Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). FKMJK ISI Solo berencana melanjutkan tema Kriya Atraktif di bulan berikutnya dengan membahas seni batik dan keris.

Example 300250 Example 468x60 Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *