BERITAOPINI.ID KENDAL JATENG | Siapa sangka, di balik keindahan alam Kedungpengilon di Dusun Kedung Pucung, Desa Tunggulsari, Kecamatan Brangsong, tersimpan kisah panjang sejak masa kolonial Belanda. Kini, kawasan yang dulunya menjadi saksi pembangunan irigasi pertama di Brangsong itu kembali menggeliat sebagai destinasi wisata alam bersejarah.
Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Brangsong dan Kaliwungu dikenal sebagai daerah pertanian kering tanpa saluran irigasi. Melihat potensi besar lahan pertanian yang belum tergarap, pemerintah Belanda kala itu berinisiatif mengairi kawasan tersebut. Salah satu proyek pentingnya adalah membuat terowongan air di bawah Gunung Pengilon, menembus perbukitan sejauh sekitar 300 meter untuk mengalirkan air dari Sungai Blorong ke area persawahan Brangsong.
Terowongan ini menjadi jalur vital yang membawa perubahan besar bagi pertanian setempat. Air dari Sungai Blorong menghidupkan lahan yang dulunya gersang, hingga akhirnya Brangsong tumbuh sebagai kawasan pertanian yang subur dan produktif.
Tak jauh dari lokasi terowongan, Belanda juga membangun jembatan besi sebagai penghubung antara wilayah sekitar. Jembatan yang dikenal warga sebagai Jembatan Gantung Kedungpengilon ini masih berdiri kokoh hingga kini, menjadi saksi bisu sejarah panjang pengelolaan air di masa kolonial.
Berpuluh tahun kemudian, kisah dan peninggalan itu menginspirasi para pemuda Desa Tunggulsari. Sekitar tahun 2016, mereka menggagas pengembangan Kedungpengilon sebagai objek wisata alam berbasis sejarah. Dengan keindahan alam, kejernihan air, dan kisah masa lalu yang unik, Kedungpengilon sempat ramai dikunjungi wisatawan lokal dan menjadi viral di media sosial.
Namun pandemi COVID-19 sempat membuat kegiatan wisata terhenti. Kawasan ini vakum beberapa tahun, hingga kini mulai digerakkan kembali oleh masyarakat bersama pemerintah desa, Dinas Pariwisata, dan anggota DPRD yang mendukung revitalisasi kawasan tersebut.
“Kami ingin Kedungpengilon tidak hanya dikenal karena alamnya yang indah, tapi juga karena sejarahnya yang luar biasa. Ini peninggalan penting dari masa lalu yang perlu dijaga,” tutur Bonang, warga sekitar sekaligus penggerak wisata Kedungpengilon.
Dengan dukungan berbagai pihak, masyarakat berharap akses menuju Kedungpengilon segera diperbaiki agar wisata ini kembali ramai. Lebih dari sekadar tempat rekreasi, Kedungpengilon adalah simbol perjuangan dan bukti nyata bagaimana teknologi kolonial masa lalu membentuk kehidupan pertanian di Kendal hingga sekarang.