Example floating
Example floating
Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60
HeadlineJawa TengahKota Surakarta

Draw The Line: Suara “Hijau” dari Solo, Merespon Krisis Iklim dan Krisis Demokrasi

78
×

Draw The Line: Suara “Hijau” dari Solo, Merespon Krisis Iklim dan Krisis Demokrasi

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Krisis iklim bukan lagi sekadar angka dalam laporan ilmiah; ia telah menjelma menjadi kenyataan yang kita hadapi sehari-hari. Bencana alam yang semakin sering melanda Indonesia menjadi tanda jelas bahwa bumi sedang menagih konsekuensi dari kerusakan lingkungan yang terus berlangsung.

 

Merespons situasi ini, sekitar 30 pemuda dari berbagai komunitas—mulai dari Extinction Rebellion Soloraya, Jejak Kota, Sobomaos, Mirat Kolektif, Relawan Gesit, hingga Involuntir Surakarta—menggelar aksi damai bertajuk Draw The Line di Surakarta (19/9/2025). Aksi ini merupakan bagian dari gerakan global yang menyoroti krisis iklim, kerusakan lingkungan, dan tantangan demokrasi di berbagai belahan dunia.

 

 

Mengusung pesan perdamaian, aksi Draw The Line di Surakarta diisi dengan rangkaian kegiatan yang menarik perhatian publik: piknik bersama, bentang poster, diskusi terbuka, hingga pembagian bibit bunga matahari—simbol energi surya yang melimpah di Indonesia dan harapan akan masa depan yang berkelanjutan. Beberapa titik ikonik seperti Pura Mangkunegaran, Pasar Triwindu, dan simpang empat Ngarsopuro dipilih sebagai lokasi aksi. “Kami memilih Pura Mangkunegaran karena terdapat instalasi panel surya yang bisa menjadi contoh nyata transisi energi. Sementara Ngarsopuro dipilih karena merupakan ikon wisata kota yang ramai dan strategis,” ungkap Bagus, perwakilan aksi.

 

Bagus menambahkan bahwa aksi damai ini juga sebagai bentuk komitmen mereka terhadap gerakan nirkekerasan. Dengan mengenakan pakaian hijau, para peserta ingin menyampaikan pesan simbolik bahwa ada ‘garis batas’ yang harus dijaga demi masa depan bumi. “Setiap garis adalah suara, setiap kehadiran adalah kekuatan untuk menolak ketidakadilan dan menyuarakan masa depan berkelanjutan,” tegasnya.

 

Menariknya, momen Draw The Line juga bertepatan dengan Sidang Umum PBB dan Konferensi Iklim COP 30 yang akan digelar di Brazil. Para pemuda di Surakarta berharap pesan mereka menggema hingga ke forum internasional tersebut. Mereka mendesak para pemimpin dunia, termasuk pemerintah Indonesia, untuk lebih berani mengambil keputusan strategis dalam menghadapi krisis iklim, khususnya dalam menyusun kebijakan transisi energi yang adil, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat kecil yang paling rentan terdampak.

 

 

Aksi Draw The Line tidak hanya berlangsung di Surakarta. Kota-kota lain seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bulukumba, Palu, Jayapura, dan Medan juga menggelar aksi serupa. Pesannya jelas: dunia tidak bisa lagi menunda, dan para pemimpin negara tidak boleh lagi mengabaikan suara masyarakat sipil yang mendesak perubahan nyata.

 

“Bumi sudah memberi cukup banyak peringatan. Kini saatnya kita, bersama para pemimpin dunia, berdiri di garis hijau dan memastikan setiap kebijakan berpihak pada kehidupan, bukan sebaliknya,” pungkas Bagus.

Example 300250 Example 468x60 Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *