Example floating
Example floating
Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60
BeritaJawa TengahKab. Sukoharjo

Mahasiswa UNS Dorong Kemandirian Petani Lewat Inovasi Pestisida Nabati “Bio-Yoso” di Desa Grogol

49
×

Mahasiswa UNS Dorong Kemandirian Petani Lewat Inovasi Pestisida Nabati “Bio-Yoso” di Desa Grogol

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BERITAOPINI.ID, SUKOHARJO, JAWA TENGAH — Sebagai wujud nyata penerapan ilmu pengetahuan dalam pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan kegiatan Hibah Pembelajaran Berdampak (Jarpak) di Desa Grogol, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. (1/10/2025)

Kegiatan ini diketuai oleh Verdy Eka Priansah, dengan anggota Hanum Imey Kurniawati, Nasiroh Nur Mufidah, Octavia Novi Brillianti, Raissa Ayu Islami Putri, Ridho Al Amin, Ridlo Ardinata Kuncoro Yekti, Saaihu Saajid El Aziz, Satrio Tegar Ardianto, dan Syafira Indah Santosa. Mereka dibimbing oleh Ibu Putri Permatasari, S.P., M.Si. melalui proposal berjudul “Pemberdayaan dan Peningkatan Kemandirian Petani melalui Inovasi Pestisida Nabati Bio-Yoso di Desa Grogol, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo.”

Program ini bertujuan memberikan solusi bagi petani agar mampu mengendalikan hama secara mandiri dan ramah lingkungan.

Desa Grogol dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi di Kecamatan Weru. Namun, petani setempat masih menghadapi tantangan serius, terutama serangan hama tikus yang menjadi musuh utama tanaman padi. Selama ini, penggunaan pestisida kimia secara berlebihan justru menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, kualitas tanah, serta menurunkan populasi musuh alami hama.

Menjawab persoalan tersebut, tim mahasiswa UNS memperkenalkan pestisida nabati “Bio-Yoso”, inovasi karya Yoso Martono Suyadi (Mbah Yoso) yang telah memperoleh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan HAM. Pestisida ini dinilai efektif, aman, dan ramah lingkungan karena dibuat dari bahan-bahan alami seperti umbi gadung, kulit batang kamboja, dan ikan air tawar.

Sosialisasi dan Penyuluhan Bio-Yoso

Kegiatan diawali dengan Workshop 1 bertema sosialisasi dan penyuluhan pestisida nabati Bio-Yoso yang diselenggarakan pada Rabu, 1 Oktober 2025 di Balai Desa Grogol, Sukoharjo. Acara ini diikuti oleh 49 petani yang merupakan perwakilan dari lima kelompok tani, yakni Prasojo, Tarumulyo, Ngupoyo Bogo, Marsudi Tani, dan Rahayu.

Workshop dimulai pukul 09.30 WIB, diawali oleh pembawa acara, kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari berbagai pihak.

Ketua tim, Verdy Eka Priansah, dalam sambutannya berharap agar kegiatan ini tidak sekadar menjadi ajang sosialisasi, tetapi juga mendorong kemandirian petani dalam mengatasi permasalahan pertanian sehari-hari.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Desa Grogol, Heri Putut Sugiarto, yang mengapresiasi langkah mahasiswa UNS dalam menghadirkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat desa. Dukungan serupa juga datang dari perwakilan Camat Weru dan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, yang menekankan pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan.

Turut hadir dalam kegiatan ini Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Weru, para ketua kelompok tani, serta tokoh masyarakat yang mengikuti acara hingga selesai dengan antusias.

Pemaparan Materi dan Antusiasme Petani

Penyuluhan menghadirkan dua narasumber utama. Bapak Bayu Aji Nugroho, S.P., selaku Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dari Dinas Pertanian Sukoharjo, memberikan materi mengenai konsep pestisida nabati serta strategi pengendalian hama tikus yang efektif. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan bahan alami sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan pestisida sintetis.

Sementara itu, Mbah Yoso selaku inovator Bio-Yoso, memaparkan proses pembuatan, bahan-bahan yang digunakan, serta keunggulan produknya. Ia menjelaskan bahwa Bio-Yoso memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya ramah lingkungan, aman bagi manusia dan musuh alami, serta tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman. Inovasi ini juga telah teruji secara laboratorium dan divalidasi pemerintah, sehingga layak diterapkan secara luas oleh para petani.

Setelah pemaparan materi selama 30 menit oleh masing-masing narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif. Para petani terlihat antusias mengajukan pertanyaan, terutama terkait efektivitas bahan-bahan lokal dan perbandingan hasil penggunaan Bio-Yoso dengan pestisida kimia yang biasa mereka gunakan.

Langkah Lanjutan dan Dampak Program

Tim Hibah Jarpak UNS berencana melanjutkan kegiatan dengan pelatihan praktik pembuatan Bio-Yoso, pendampingan teknis, serta monitoring penerapan di lapangan. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat kemandirian petani dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian ramah lingkungan.

Program ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 5 dan 12 tentang pertanian berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta pelestarian keanekaragaman hayati.

Melalui kegiatan ini, diharapkan petani di Desa Grogol dapat mengelola sumber daya lokal secara optimal, sehingga terwujud pertanian yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan.

Example 300250 Example 468x60 Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *