Example floating
Example floating
Example 468x60
BeritaJawa TengahKota Surakarta

Palang Jalur Ring Road, Kerumunan Sopir Suarakan Nasibnya, Kritik Zero Odol

63
×

Palang Jalur Ring Road, Kerumunan Sopir Suarakan Nasibnya, Kritik Zero Odol

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BERITAOPINI.ID SURAKARTA JATENG | Ring Road Mojosongo, yang merupakan jalur perbatasan Surakarta dan Karanganyar, pada Kamis (19/06/2025) pepat oleh ratusan truk yang melintang membujur menutup akses lalu lintas.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, para supir yang tergabung dalam 32 komunitas itu menggelar aksi mogok berkendara. Mereka mengkritik kebijakan zero ODOL (Over Dimension Over Loading) yang di mana merugikan para supir. Kebijakan itu dinilai mempersulit opersional sopir antar daerah.

Siang begitu panas menyenget sepanas air muka para sopir yang memperjuangkan nasibnya. Mereka memarkirkan truk di bahu jalan kemudian membentangkan spanduk berisi tuntutan.

Tuntutan mereka menyoroti UU LLAJ, perlindungan hukum kepada angkutan logistic, regulasi tariff lagistik, kemudian memberantas pungli, premanisme jalanan dan menentang tindakan ODOL yang menekankan kepada pengemudi.

Kebijakan Zero ODOL ini diniali mempersulit para supir untuk menjemput rupiah. Sebab musabab keberadaan aturan ini yang tercetus dalam UU LLAJ dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 menyoal kendaraan, hingga peraturan Menteri perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2019 Penyelenggaran Angkutan Barand dengan Kendaraan Bermotor di Jalan.

Para sopir merasa geram, lantaran dampak dari kebijakan ODOL tidak memihak kepada sektor pekerjaan sopir menengah kebawah. Mereka Riskan mengalami denda, dan sejenis pembatasan lainnya berimbas kepada sopir seperti Kristiyanto.

Koordinator lapangan –Kristiyanto menyuluh bahwa aksi itu sebagai solidaritas antar sopir yang terdampak zero ODOL di pelbagai daerah. Konon aksi ini juga dilangsungkan di seluruh Solo Raya.

“Ini bentuk solidaritas kami. ODOL membikin sopir kelas menengah ke bawah seperti kami sering ditindak, padahal kami sudah uji KIR, sedangkan untuk yang kelas atas melanglang mudah.” Tukas Kristiyanto bagian dari Paguyuban Manunggal Sopir Solo (PMSS).

Selanjutnya, Kristiyanto juga menandaskan bahwa kebijakan Zero Odol dinilai tidak melibatkan pelaku usaha distribusi sebagai sopir. Ia pun menyoroti atas kebijakan yang tebang pilih.

Ia berharap, agar penerapa Zero Odol terlebih dahulu melibatkan antar sopir, pemerintah dan pengusaha agar dapat menghasilkan keputusan terbaik. “Kalau memksakan seperti ini, kamilah yang dirugikan.” Tambah Kristiyanto.

Di tengah kerumunan masa, Satlantas Karangnyar, AKP Agista Ryan Mulyanto mencoba untuk meredam dan menghadapinya dengan kepala dingin. Ia memastikan seluruh tuntutan para sopir truk ditampung, kemudian diteruskan ke pemegang kebijakan lebih atas.

“Selanjutnya, kami akan teruskan. Masukan-masukan para sopir akan kami catat, karena memang yang terlibat pada aksi ini terhimpun dari pelbagai daerah.” Pungkasnya.

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *