Example floating
Example floating
Example 468x60
BeritaJawa TengahKota Surakarta

Kepemimpinan Respati-Astrid Jalan 4 Bulan, Solo Disebut Minim Trobosan

36
×

Kepemimpinan Respati-Astrid Jalan 4 Bulan, Solo Disebut Minim Trobosan

Sebarkan artikel ini
Foto: UMAR JANUARDI HARAHAP, Ketua Panji Jihad Kebangkitan Bangsa Solo.
Example 468x60

BERITAOPINI.ID SURAKARTA JATENG | Surakarta di bawah kepemimpinan Walikota Respati Ardi dan Wakil Walikota Astri Widayani, mulai menuai sorotan tajam dari pelbagai elemen masyarakat.

Sayap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyoroti kepemimpinan solo hari ini. Melalui Pasukan Jihad (Panji) Kebangkitan Bangsa Kota Solo, menilai kepempinan Respati-Astrid belum memiliki terobosan signifikan untuk warga Solo.

Ketua Dewan Komando Cabang, Panji Bangsa Solo –Umar Januardi menandaskan kekecewaannya pada arah kebijakan pemerintah Solo hari ini.

Kata Umar, Respati-Astrid belum menunjukan langkah prgresif menjawab tantangan-tantangan strategis yang perlu dihadapi Solo.

“Sejak dilantik, masyarakat berharap akan ada perubahan besar. Namun kenyataannya, kota ini justru cenderung statis, terjebak dalam kegiatan yang itu-itu saja tanpa arah kebijakan yang berani dan progresif,” ungkap Umar pada Minggu (13/7/2025).

Umar mengakui bahwa kepemimpinan Respati ditandai dengan komunikasi yang baik dan sikap nan tenang. Namun, sikap itu belum cukup mengatasi pelbagai persoalan perkotaan seperti urbanisasi, kesenjangan sosial, stagnasi ekonomi lokal, hingga ketertinggalan dalam transformasi digital.

“Yang terlihat saat ini justru pengulangan program-program lama: mempercantik taman, membuat acara seremonial, dan memperkuat citra di media sosial. Tapi publik menunggu lebih dari itu—terobosan nyata seperti sistem transportasi cerdas, penguatan UMKM, birokrasi digital, dan kebijakan perumahan terjangkau,” jelasnya.

Umar juga menyentil lemahnya kalangan muda dalam menyoroti stagnasi kepemimpinan Respati-Astrid. “Di mana program inkubasi startup lokal? Bagaimana kolaborasi konkret dengan universitas? Jangan biarkan talenta muda Solo pergi karena tidak merasa didukung di kota sendiri,” tegasnya.

Umar mengingatkan bahwa kepemimpinan yang kuat membutuhkan keberanian guna mengambil risiko dan membuat keputusan strategis, bukan hanya bermain aman sambil bermain kata dan citra.

“Solo bukan sekadar kota sejarah. Ia harus siap menyongsong masa depan. Jika tidak ada lompatan kebijakan, periode ini hanya akan dikenang sebagai masa stagnan dalam sejarah kota,” tutup Umar.

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *