BERITAOPINI.ID PURBALINGGA JATENG | Program serapan gabah oleh Bulog telah berlangsung di beberapa wilayah, seperti Kedungwuluh, Klapasawit, Blater, dan Babakan. Serapan ini dilakukan sesuai aturan pemerintah dengan harga Rp6.500 per kilogram. Awalnya, petani meragukan program ini, namun setelah ada realisasi langsung oleh Bulog dan TNI, kepercayaan mereka mulai tumbuh. (12/03/2025)
Pembayaran dilakukan secara tunai atau transfer, sehingga petani merasa lebih aman dan diuntungkan. Meski demikian, ada beberapa petani yang panen lebih awal sehingga tidak sempat mengikuti program ini.
Salah satu kendala dalam pelaksanaan serapan gabah adalah waktu sosialisasi yang dibutuhkan. Petani memerlukan bukti nyata sebelum mempercayai program ini. Namun, setelah Bulog dan TNI turun langsung ke lapangan, petani mulai yakin dan berpartisipasi dalam program ini.
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kalimanah, Doso Pebrianto, menjelaskan bahwa serapan gabah dijadwalkan hingga April, sedangkan panen raya diperkirakan terjadi pada Maret. “Petani khawatir jika serapan gabah tidak berlanjut setelah April, terutama saat Lebaran. Jika tenaga kerja berkurang dan gabah tidak segera dikeringkan, ada risiko kerusakan,” ujarnya.
Dengan harga serapan Rp6.500 per kilogram, petani merasa lebih terbantu. Disamping itu, petani masih memiliki kebebasan menjual hasil panennya ke pihak lain atau menyimpannya untuk konsumsi pribadi. “Biasanya dari 2 ton yang dipanen, hanya 1 ton yang dijual ke Bulog, sisanya untuk kebutuhan sendiri,” tambah Doso Pebrianto.
Petani berharap harga gabah tetap stabil di angka Rp6.500 atau bahkan meningkat, mengingat biaya produksi seperti pupuk dan bahan bakar juga naik. Dengan stabilnya harga, kesejahteraan petani dapat meningkat.
Di sisi lain, distribusi serapan gabah berjalan lancar tanpa potongan. Petani hanya perlu memastikan gabah dalam bentuk karung dan dapat diakses kendaraan roda empat agar Bulog bisa langsung mengambilnya. Jika prosesnya terlalu lama, serapan gabah bisa terhambat.
Saat ini, petani mulai lebih memahami program serapan gabah dan mendapatkan sosialisasi langsung melalui kelompok tani di desa. “Kami terus berkoordinasi dengan Bulog terkait serapan gabah selama Ramadhan. Jika berlanjut, kami siap mendukung agar pelaksanaannya berjalan maksimal,” tutup Doso Pebrianto. (DM)