Example floating
Example floating
BeritaJawa TengahKabupaten Kebumen

Pastikan Aman, Satgas MBG SMA 1 Kebumen Disiplin Uji Kelayakan Makanan

61
×

Pastikan Aman, Satgas MBG SMA 1 Kebumen Disiplin Uji Kelayakan Makanan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BERITAOPINI.ID KEBUMEN JATENG | Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kebumen setelah jeda libur panjang Idulfitri. Program ini secara resmi dimulai pada hari pertama masuk sekolah, Senin, 14 April 2025, dan langsung disambut antusias oleh para siswa.

Ketua Satgas MBG SMA N 1 Kebumen, Slamet Pramono, menyampaikan bahwa pihak sekolah telah menjalankan program ini dengan terstruktur dan disiplin. Ia menekankan bahwa kualitas makanan menjadi perhatian utama, mengingat program ini menyangkut kesehatan dan kebiasaan makan siswa.

“Program MBG di SMA N 1 Kebumen kembali berlangsung setelah Lebaran. Kami memulai kembali pada Senin saat hari pertama masuk sekolah kemarin. Sejak awal, kami selalu melakukan evaluasi dan pengecekan menggunakan SOP yang telah kami susun secara ketat,” ujar Slamet.

Evaluasi tersebut tidak hanya dilakukan secara internal, tetapi juga melalui komunikasi aktif dengan pihak MBG Kabupaten. Setiap hari, pihak sekolah menyampaikan masukan terkait menu yang disajikan, baik dari segi rasa, variasi bahan makanan, maupun tampilan.

Slamet mengakui bahwa sebelum Ramadan, terdapat keluhan dari siswa terkait menu yang monoton. Untuk itu pihaknya memberikan masukan agar menu bisa ditingkatkan kualitas dan variasi nya agar siswa tidak bosan.

“Kemarin sebelum puasa memang sempat menu yang disajikan telur setiap hari, akhirnya anak-anak mulai bosan. Karena itu kami memberikan masukan dan minta agar kualitas dan variasi menu bisa ditingkatkan, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan dan anak-anak tetap semangat menyambut program ini,” katanya.

Untuk menjamin keamanan makanan yang dibagikan, Satgas MBG sekolah selalu melakukan uji kelayakan makanan setiap hari. Pemeriksaan meliputi tampilan, aroma, dan rasa makanan. Jika terdapat keraguan terhadap kualitas, maka makanan tersebut tidak akan dibagikan kepada siswa.

“Kebetulan kita ada salah satu petugas yang juga seorang medis. Kita uji coba kelayakan makanan, baik tampilannya, aromanya, kemudian rasanya kita cek dulu. Ketika itu kita merasa aman baru kita bagikan, kalau rasa itu tidak aman maka tidak kita bagikan. Ini bentuk tanggung jawab kami agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelas Slamet.

Selain itu, pihak sekolah juga melibatkan siswa secara aktif. Di setiap kelas, ditunjuk empat siswa sebagai tim pemeriksa makanan. Mereka bertugas membuka dan memeriksa makanan bersama sebelum dikonsumsi, sebagai langkah pencegahan dan edukasi tanggung jawab kolektif.

“Empat anak di setiap kelas akan mengecek makanan yang dibagikan. Mereka buka bersama, saling mencium aroma, melihat tampilan, dan kalau semua sepakat aman, barulah dimakan bersama. Ini menjadi pembelajaran juga bagi mereka tentang pentingnya kehigienisan,” ujarnya.

Program ini mendapat sambutan positif dari siswa. Adimas Lintang Ramadhan dan Adi Kusuma Ramadhani, siswa kelas XI, mengaku terbantu dengan adanya program MBG karena mengurangi beban membawa bekal dan pengeluaran uang jajan.

“Menurut saya program ini sangat bagus, jadi kita tidak perlu bawa bekal dari rumah. Selain itu juga bisa menghemat uang jajan untuk makan di kantin, jadi uang saku bisa ditabung,” ujar Adimas.

Senada dengan itu, Adi Kusuma juga menyampaikan apresiasi terhadap rasa makanan yang disajikan. Menurutnya makanan yang diberikan memiliki rasa yang cukup enak, bahkan seperti masakan rumah.

“Untuk rasa makanannya menurut saya enak, seperti masakan rumahan. Semoga ke depan bisa dipertahankan dan di tingkatkan dan semoga tidak ada kejadian seperti kemarin sempat ada yang basi.” harapnya.

Saat ini, jumlah penerima program MBG di SMA N 1 Kebumen adalah sekitar 750 siswa per hari, yang terdiri dari siswa kelas 10 dan 11. Jumlah ini berkurang dari sebelumnya yang mencapai 1.069 siswa karena siswa kelas 12 telah selesai menjalani ujian akhir dan tidak lagi aktif mengikuti kegiatan di sekolah.

Pihak sekolah menyatakan komitmennya untuk terus mendukung program ini sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan gizi dan kualitas kesehatan generasi muda. Slamet menambahkan, sejak awal program berjalan, sekolah telah membentuk Satgas internal guna membantu proses distribusi dan pengawasan.

“Kami berharap program ini bisa dijalankan sebaik mungkin. Kualitas gizinya dijaga, kebersihannya diperhatikan, dan menunya terus diperbarui. Karena ini bukan sekadar makan gratis, tetapi juga bagian dari proses membangun generasi sehat dan kuat,” pungkasnya. (RA)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *