Example floating
Example floating
Example 468x60
DKI JakartaHeadline

Mendorong Hilirisasi Nikel Nasional: Tantangan dan Peluang dari Pertambangan di Raja Ampat

110
×

Mendorong Hilirisasi Nikel Nasional: Tantangan dan Peluang dari Pertambangan di Raja Ampat

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BERITAOPINI.ID DKI JAKARTA | Pertambangan nikel di Raja Ampat memiliki peran strategis dalam mendukung hilirisasi nikel nasional untuk pengembangan teknologi baterai ramah lingkungan. Indonesia, sebagai pemilik cadangan nikel terbesar pertama dunia dengan sekitar 42% cadangan global, memanfaatkan potensi ini untuk memperkuat industri baterai kendaraan listrik yang menjadi tulang punggung transisi energi bersih global dan sistem penyimpanan energi (energy storage). Raja Ampat, meskipun menjadi kawasan dengan keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi dan destinasi pariwisata unggulan, juga menjadi lokasi penting dalam rantai pasok nikel nasional.

Hilirisasi nikel adalah proses pengolahan bijih nikel menjadi produk bernilai tambah seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), prekursor, katoda, dan akhirnya sel baterai lithium-ion yang digunakan dalam kendaraan listrik. Proses ini meningkatkan nilai ekonomi nikel dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah. Investasi besar senilai USD 9,8 miliar telah dilakukan untuk membangun fasilitas terintegrasi mulai dari tambang, smelter, hingga pabrik baterai, termasuk teknologi terbaru dari LG yang akan menjadikan Indonesia produsen baterai kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara.

Namun, aktivitas pertambangan di Raja Ampat juga menghadirkan tantangan lingkungan dan sosial yang serius. Pemerintah telah mencabut izin usaha pertambangan (IUP) dari empat perusahaan, hanya mempertahankan PT Gag Nikel dengan pengawasan ketat, sebagai upaya menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Aktivitas tambang yang tidak terkelola dengan baik berpotensi merusak ekosistem laut yang menjadi habitat bagi 75% spesies laut dunia dan mengancam mata pencaharian masyarakat adat yang bergantung pada sumber daya laut.

Teknologi pengolahan nikel modern seperti HPAL (High Pressure Acid Leaching) yang ramah lingkungan juga mulai diterapkan untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi dalam proses hilirisasi. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekonomi hijau dan memastikan bahwa pengembangan industri nikel berjalan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, pertambangan nikel di Raja Ampat berkontribusi signifikan dalam mendukung hilirisasi nikel nasional yang menjadi fondasi pengembangan teknologi baterai ramah lingkungan. Dengan pengelolaan yang bertanggung jawab dan penerapan teknologi hijau, sektor ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri kendaraan listrik global sekaligus menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *