BERITAOPINI.ID, JAWA TENGAH, KOTA SURAKARTA – Kegiatan Diseminasi dan Bedah Buku “Mitos vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat” diselenggarakan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 11 Oktober 2025. Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara PASPI, BPDP, Keluarga Mahasiswa Agribisnis (Kamagrista), dan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS. Sebagai bagian dari kegiatan diseminasi, diadakan Lomba Konten Kreatif Sawit dengan dua kategori: infografis dan video. Lomba ini berlangsung dari 13–30 September 2025, diikuti oleh lebih dari 25 tim mahasiswa dari berbagai universitas, termasuk UNS, UGM, UIN, dan Universitas Jember.
Pemenang utama kategori video diraih oleh Faiz Nurhaafidh Sudiaji (UNS), sedangkan kategori infografis dimenangkan oleh Cindy Vionita Handoko (Universitas Jember).
Bedah buku dilaksanakan di Aula Gedung 5 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS dengan 150 peserta yang terdiri atas dosen, mahasiswa, dan perwakilan beberapa universitas di sekitar Surakarta.
Acara dibuka dengan sambutan dari Raden Kunto Adi, S.P., M.P. (Kaprodi D3 Agribisnis) dan Prof. Dr. Ir. Agung Wibowo, S.P., M.Si. (Wakil Dekan FP UNS).
Keynote speech disampaikan oleh Helmi Muhansyah selaku Kepala Divisi Kerja sama kemasyarakatan dan UMKM BPDP yang menyoroti peran penting industri sawit dalam ekonomi nasional dan pengembangan energi hijau. Dalam paparan tersebut juga disampaikan bahwa BPDP memiliki program yang berkolaborasi dengan universitas, salah satunya Universitas Negeri Sebelas Maret, untuk mencetak UMKM sawit dan melahirkan pengusaha. Program tersebut menjadi salah satu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia Sesi inti menampilkan Dr. Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif PASPI dan Ketua Tim Penyusun Buku Mitos Fakta Sawit Edisi Keempat) sebagai pemapar utama buku, serta tiga dosen UNS sebagai pembahas:
1. Dr. rer. Agr. Evi Irawan, S.P., M.Sc.
2. Bara Yudhistira, S.T.P., M.Sc., Ph.D.
3. Prof. Dr. Ir. Agung Wibowo, S.P., M.Si.
Moderator acara adalah Dini Nur Aisyiah, Duta Kampus 1 UNS.
Buku “Mitos vs Fakta Sawit” dibahas dari berbagai perspektif:
Ekonomi dan Globalisasi
Dr. Tungkot menjelaskan bahwa minyak sawit kini menjadi minyak nabati utama dunia, menyalip kedelai yang telah mendominasi minyak sawit dalam 100 tahun. Sawit unggul karena produktivitas tinggi sehingga harganya relatif kompetitif (lebih murah) dibandingkan minyak nabati lain. Kondisi ini menimbulkan persaingan non-harga melalui penyebaran isu negatif sawit yang bertujuan untuk merubah persepsi konsumen global dan menurunkan konsumsi minyak sawit. Oleh karena itu, kegiatan ini menjadi momentum bagi PASPI dan BPDP untuk menyampaikan berbagai fakta sawit berbasis data dan studi empiris kepada mahasiswa.
Kesehatan dan Pangan:
Bara Yudhistira menekankan bahwa sawit tidak mengandung kolesterol dan justru kaya fitosterol yang bermanfaat menurunkan kolesterol darah. Produk turunan sawit seperti margarin dan minyak merah juga bernilai gizi tinggi.
Isu Sosial dan Keberlanjutan:
Prof. Agung Wibowo membahas dampak sosial-ekonomi sawit terhadap masyarakat sekitar perkebunan yakni melalui penyerapan tenaga kerja, pembangunan infrastruktur desa/daerah, sumber pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi daerah. Namun di sisi lain, perkebunan sawit juga berpotensi menimbulkan ketimpangan sehingga perlunya kebijakan kemitraan yang adil.
Kritik dan Rekomendasi:
Dr. Evi Irawan menyoroti struktur pasar sawit yang masih dikuasai oleh perusahaan besar, serta pentingnya dukungan terhadap petani kecil melalui kebijakan harga, peremajaan, dan sertifikasi berkelanjutan (ISPO dan RSPO).
Melalui kegiatan ini, UNS berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang fakta ilmiah industri sawit, menghapus stigma negatif, dan menumbuhkan semangat kolaborasi lintas sektor. Bedah Buku “Mitos vs Fakta Sawit” bukan sekadar forum akademik, tetapi juga wadah kolaborasi dan edukasi publik. Melalui kegiatan ini, peserta memperoleh pemahaman komprehensif bahwa industri sawit dapat menjadi tulang punggung ekonomi nasional, sumber energi hijau, dan contoh praktik pertanian berkelanjutan jika dikelola secara adil, transparan, dan ilmiah.
