BERITAOPINI.ID SURAKARTA JATENG | Barisan Muda Klaten (BMK) menggelar pelatihan bagi anggota dalam mengetahui dan menghadapi konflik sosial di sekretariat BMK, Jatinom, Klaten Jawa Tengah. (21/12025)
Agenda tersebut mengundang Dosen UDB, pakar hipnosis dan koresponden Beritaopini.id, pada Minggu. 19/20/2025)
Acara berlangsung dengan khidmat. Kurang lebih puluhan anggota yang hadir dari kelurahan meramaikan kegiatan itu.
Penguatan kapabilatas organisasi menurut Nanang Nuryanto selaku pimpinan BMK, acara ini untuk meningkatkan kapabilitas anggota
Klaten harmonis, rukun, bebas dari konflik ditunjuk sebagai tema diskusi. Kata nanag, permasalahan mengenai klitih dan ketentraman di Klaten masih perlu serius untuk dihelat. Pasalnya masih ada beberapa kasus mengenai Klitih yang bersebrangan sewaktu malam.
Pembicara pertama Ghaniey selaku koresponden Beritaopini.id diberi kesempatan untuk menyampaikan materi mengenai konflik.
Kata Ghaniey Konflik dalam organisasi itu tak dapat dihindarkan. Kendati demikian, anggota organisasi harus menghadapinya dengan melakukan menejerial secara efektif dan aktif.
“Hak tersebut dikarenakan setiap orang memiliki karakteristik masing-masing,” ujar Ghaniey.
Begitu pula dengan konflik yang berasal dari eksternal. Setiap kelompok memiliki perspektif, acuan dan tujuannya masing-masing. Persinggungan acap kali muncul.
Selanjutnya, Indonesia yang terdiri dari ribuan suku, sempat menorehkan babak gelap. Ghaniey mengutip sebuah buku dari Gary Van Klinken berjudul ‘Perang Kota Kecil.”
Buku itu membeberkan tentang konflik sosial di awal Reformasi. Beberapa etnis terjadi bentrok. Melalui buku itu, Ghaniey mewanti-wanti untuk tetap menjaga persatuan dengan menekankan Emotional Quotient, sebagai basis dasar dalam menghadapi konflik.
“Sebuah buku Daniel Goleman berjudul Emotional Quotient, penting untuk dibaca sebagai gambaran bahwa menakar emosi untuk bersikap itu sangat penting,” jelas Ghaniey.
Kemudian Dosen Universitas Duta Bangsa, Adriana M.Kes menandaskan pentingnya memahami diri sebelum masuk ke aspek eksternal.
“Saat kita tak dapat mengetahui diri kita, kita akan kesulitan untuk memetakan konflik,” jelas Adriana.
Andriana menegaskan kepada peranan diri. Permalasahan pada jiwa dan raga merupakan salah satu konflik yang perlu dihadapi, untuk menciptakan insan yang sehat
“Perasaan gelisah, misalnya, merupakan salah konflik diri. Setiap individu perlu menyelesaikannya,” tambah Adriana.
Kata Adriana, jika seseorang sudah dapat menganalisa dan mengatasi konflik pribadi, maka mereka akan bisa tampil di hadapan masyarakat dengan efektif.
Keberadaan klitih dan anak muda yang nongkrong sampai dini hari turut disinggung Adriana. Penyebab hal tersebut ialah faktor pergaulan yang menyebabkan pola pikir terdampak.
Kemudian hal senada turut disampaikan oleh Slamet Eros selaku pakar hipnosis. Ia memberi tahu kepada pendengar bahwa fikiran dapat mempengaruhi masa depan.
“Kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Jika pikiranmu jelek kamu akan jelek. Bila baik dipikiran akan pula membaik,” pungkas Eros.