Example floating
Example floating
Example 468x60 Example 468x60 Example 468x60
Kabupaten Klaten

Inovasi Pupuk Organik “Sludge” Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Prambanan

61
×

Inovasi Pupuk Organik “Sludge” Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Prambanan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BERITAOPINI.ID, KLATEN, JATENG – Saat ini, bumi mengalami tiga krisis utama: perubahan iklim, degradasi tanah dan air, serta hilangnya keanekaragaman hayati. Kontaminasi bahan kimia berasal dari sarana produksi yang digunakan (pupuk, pestisida), pestisida rumah tangga, maupun cemaran industri di sekitarnya. Usaha pertanian yang berbiaya tinggi dengan hasil yang tidak pasti membuat minat generasi muda untuk terjun di pertanian semakin menurun. Sensus Pertanian 2023 menunjukkan bahwa usia petani di Indonesia didominasi usia 43–58 tahun (42,39%), usia 59–77 tahun (27,61%), dan usia 27–42 tahun (25,61%).

Berpijak pada kondisi di atas, sejak tahun 2022, PT Sarihusada Generasi Mahardika Plant Prambanan bersama Gita Pertiwi mengembangkan program pertanian regeneratif (Regenerative Agriculture). Program ini bertujuan untuk mengurangi potensi cemaran tanah dan air melalui praktik pertanian ramah lingkungan yang mampu meningkatkan pendapatan petani.

Inisiatif ini merupakan bagian dari peta jalan keberlanjutan perusahaan Danone Impact Journey yang menekankan pada dampak positif yang dapat dihadirkan perusahaan melalui tiga pilar utama, yaitu kesehatan, lingkungan, serta karyawan dan komunitas. Program ini sekaligus mendukung misi kedua dari Asta Cita Presiden Prabowo mengenai “Penguatan Pertahanan dan Keamanan Nasional”. Misi ini fokus pada peningkatan pertahanan dan keamanan nasional, mencapai kemandirian dalam bidang pangan, energi, dan air untuk memastikan ketahanan nasional yang komprehensif.

Regenerative Agriculture diterapkan dengan prinsip meningkatkan kesuburan tanah melalui aplikasi bahan organik, sistem tumpangsari/pergiliran tanaman, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dengan pestisida nabati, peningkatan keanekaragaman hayati, manajemen air, serta afirmasi pada perempuan dan kaum muda. Penerapan Regenerative Agriculture diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah serta produktivitas.

Selama ini, petani sangat tergantung pada sarana produksi pertanian dari luar, khususnya pupuk kimia, pestisida, dan benih. Untuk mengurangi ketergantungan pupuk dari luar, potensi limbah PT Sarihusada Generasi Mahardika dikembangkan sebagai pupuk organik berbahan baku limbah pabrik (sludge dan arang sekam). Bekerja sama dengan BSIP Yogyakarta, ditemukan formula pupuk organik melalui uji laboratorium, uji efektivitas, dan uji diseminasi. Dosis pupuk sludge untuk padi dan hortikultura sebesar 1,5 ton/ha/MT. Uji coba dan aplikasi pupuk organik sludge memberikan hasil positif, yaitu:

1. Jagung: aplikasi pupuk sludge sebanyak 1 ton/ha mampu meningkatkan produksi sebesar 4,59% (8,60 ton/ha tanpa sludge menjadi 8,99 ton/ha dengan sludge).

2. Terong: aplikasi pupuk sludge dapat mengurangi pupuk kimia hingga 30% (NPK dari 200 kg menjadi 140 kg dan Phonska dari 350 kg menjadi 245 kg) serta mampu meningkatkan produksi sebesar 13%.

3. Padi: aplikasi pupuk sludge meningkatkan produksi sebesar 20,8% (tanpa sludge 7,7 ton/ha dan dengan sludge 9,8 ton/ha).

 

 

Petani mengakui manfaat pupuk sludge. Seperti yang disampaikan Pak Yuwono, Ketua Gapoktan Kemudo Rukun, Desa Kemudo:

“Setelah pupuk sludge pada 10 bedeng tanaman cabai sebanyak 225 kg (dosis 1,5 ton/ha). Setelah 1 bulan, pertumbuhan tanaman lebih cepat dibanding yang tidak diberi sludge. Daunnya hijau gelap, lebih segar, dan awet hijau. Tanah lebih gembur dan mudah diolah. Biasanya setelah hujan, tanah jadi keras dan padat, tapi setelah pakai sludge lebih ringan dan akar tanaman tumbuh lebih kuat.”

Hal senada juga disampaikan Pak Slamet, petani Desa Sanggrahan, yang menyatakan bahwa aplikasi pupuk sludge dapat mengurangi pertumbuhan gulma.

Standar Operasional Prosedur budidaya sehat (padi dan hortikultura) disusun secara partisipatif bersama para pihak (petani, kaum muda, BPP/PPL, pemerintah desa) dan menjadi acuan dalam penerapan budidaya sehat di lahan. Ada 25 orang (16 perempuan) petani champion yang aktif menyebarluaskan pengetahuan budidaya sehat ke petani lain, baik melalui forum maupun asistensi langsung di lahan. Lahan seluas 16,8 ha telah menerapkan prinsip-prinsip Regenerative Agriculture dengan pengurangan pupuk kimia, aplikasi pupuk organik, penggunaan pestisida nabati, serta manajemen penyiraman/irigasi.

Program ini telah berkembang di dua desa (Kemudo dan Sanggrahan), dengan memfasilitasi 4 kelompok tani, 6 KWT (Kelompok Wanita Tani), dan 1 Karang Taruna RW, dengan jumlah penerima manfaat lebih dari 400 orang.

Panen raya padi di hamparan sawah Desa Sanggrahan, Kecamatan Prambanan, merupakan perayaan keberhasilan aplikasi pupuk organik sludge oleh petani. Dua Gapoktan (Rejeki Subur, Desa Sanggrahan dan Kemudo Rukun, Desa Kemudo) Kecamatan Prambanan telah memulai produksi pupuk organik sludge untuk memenuhi kebutuhan petani. “Desa Mandiri Pupuk” menjadi cita-cita di kedua desa tersebut.

Example 300250 Example 468x60 Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *