BERITAOPINI.ID – SURAKARTA, 9 APRIL 2025 – Dalam upaya menghidupkan kembali tradisi literasi dan diskusi di kalangan mahasiswa, Front Mahasiswa Nasional (FMN) Ranting Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali menggelar Lapak Buku di Taman Dewaruci, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Kampus UNS.
Literasi sebagai Tanggapan atas Tantangan Zaman
Dalam empat bulan terakhir, berbagai isu sosial, politik, dan ekonomi menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Melihat fenomena tersebut, FMN UNS merasa perlu membuka kembali Lapak Buku yang sebagai bentuk konkret mendorong mahasiswa untuk aktif membaca dan berdiskusi.
“Tidak ada waktu yang lebih pantas untuk membuka kembali Lapak Buku FMN. Ini adalah upaya menggalang kawan-kawan mahasiswa untuk menggunakan hak dan kewajiban kita dalam berkumpul dan berdiskusi demi mencerdaskan pemahaman kita,” ujar Zainal, perwakilan FMN UNS.
Antusiasme Peserta
Lapak Buku ini dihadiri oleh berbagai kalangan yang turut menyemarakkan suasana. Zainal dari FMN UNS, Rikman yang menjabat sebagai Sekretaris FMN Pusat sekaligus perwakilan dari League of Social Studies and Research (LSSR), serta Nara yang merupakan Ketua Umum UKM Sarasati Community (SSC FIB), hadir dan berkontribusi dalam diskusi. Tidak ketinggalan, mahasiswa umum UNS, anggota UKM Sarasati Community dan Komunitas Rakjat Moeda turut serta, menjadikan kegiatan ini sebagai ajang kolaborasi antarorganisasi di kampus.
Koleksi buku yang tersedia sangat beragam, mulai dari karya klasik Indonesia seperti Anak Semua Bangsa (Pramoedya Ananta Toer) hingga literatur internasional seperti Animal Farm dan seri Dune. Buku-buku sejarah, ekonomi, dan kajian politik seperti Kiri Asia Tenggara (Ramon Guillermo dkk), Ekonomi Berdikari Soekarno, hingga Pemikiran dan Kritik (Friedrich Engels) juga menjadi bagian dari koleksi yang menarik perhatian.
Literasi sebagai Pondasi Mahasiswa Progresif
Dalam wawancara, Zainal Abidin menjelaskan bahwa Lapak Buku adalah program rutin yang akan digelar setiap hari Rabu. “Buku-buku ini berasal dari koleksi pribadi saya dan Sekretariat FMN. Kami berharap mahasiswa dapat lebih mudah mengakses bacaan berkualitas,” ungkapnya.
Rikman, Sekretaris FMN Pusat, turut menekankan pentingnya literasi bagi mahasiswa. “Literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga tentang memahami dan menyusun gagasan untuk menjawab tantangan zaman. Mahasiswa harus memiliki wawasan yang luas untuk berkontribusi dalam perubahan sosial,” paparnya.
Membangun Ruang Diskusi dan Literasi Berkelanjutan
Lapak Buku ini tidak hanya menjadi ajang membaca, tetapi juga menciptakan ruang diskusi yang produktif di antara mahasiswa. FMN Ranting UNS berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin yang terus berkembang. Ke depan, mereka berencana memperluas koleksi buku, mengadakan diskusi terfokus, dan memperkuat kerja sama dengan komunitas lain di kampus.
Dengan antusiasme dari para peserta, Lapak Buku FMN Ranting UNS membuktikan bahwa tradisi literasi masih relevan. Mahasiswa tidak hanya diajak untuk membaca, tetapi juga untuk menjadi bagian dari perubahan sosial yang berlandaskan pemahaman dan wawasan yang mendalam. (IR)