Example floating
Example floating
BeritaJawa TengahKota Surakarta

Warga Kentingan Baru Datangi Kantor Walikota, Menyuarakan Ruang Hidup yang Direnggut

137
×

Warga Kentingan Baru Datangi Kantor Walikota, Menyuarakan Ruang Hidup yang Direnggut

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BERITAOPINI.ID SURAKARTA JATENG | Warga Kentingan Baru mendatangi kantor Walikota Surakarta untuk menjemput keadilan atas ruang hidupnya, pada Rabu (16/04/2025). Dengan didampingi oleh LBH Yogyakarta, mahasiswa dan sejumlah aktivis, mereka memadati gedung Nata Praja guna menemukan titik temu sejak tanah penghidupannya direnggut.

Respati Ardi selaku Walikota Surakarta beserta jajarannya menyambut kedatangan Warga Kentingan Baru. Pada Kesempatan itu berlangsung tukar pendapat antara Walikota Surakarta dan warga Kentingan Baru.

Pak Jamin seorang warga Kentingan Baru yang telah tinggal sejak dua puluh lima tahun lalu menyampaikan cerita mewakili ratusan cerita lainnya. Menurut Jamin, keluarganya digusur pakasa, diintimidasi bahkan dipukuli lantaran statu tanah tempat mereka tinggal dianggap ‘bukan milik mereka.’

Ia menambahkan bahwa sejak 2010, tanah yang mereka huni tiba-tiba digugat. Gugatan yang mulanya ditolak itu alhasil menciptakan konflik yang semakin memamanas. “Sempat terjadi politik pecah-belah, sehingga terjadi bentrok.” Kemudian di tahun 2018 penggusuran mulai dilakukan.

Warga kentingan baru sempat mencecap bagaimana premanisme menghimpitnya dari segala lini. “Tiba-tiba muncul 350 preman dari luar,” kanangnya. Hingga kini, warga kentingan baru menempati tempat darurat beralaskan tikar bekas dan layer MMT bekas untuk hidup. Murungnya, mereka tanpa status, tanpa kepastian atau bahkan tanpa pengakuan.

Melalui peristiwa itu menyebabkan dampak cukup mengiris bagi warga Kentingan Baru. Bukan hanya hartanya yang direnggut, akan tetapi secara psikologis, ia pun terancam.

“Kami tidak bisa mengakses bantuan sosial, padahal kami juga rakyat Indonesia. Kurang lebih 300 kepala keluarga ada di sini, namun kami tak dianggap,” Ujar Dwi Ningsih warga Kentingan Baru.

Warga kentingan baru lainnya, Soekarno (63) menganggap Kentingan Baru bukan sekadar tempat tinggal.

“Kami dahulu tercatat sebagai warga kelurahan Jebres, bahkan saat pemilu di tempat kami didirikan TPS agar kami dapat memilih. Namun saat tanah kami direnggut, negara tutup mata.” Ujarnya dengan getir.

Harapan Masih Ada

Respati Ardi yang hadir dalam audiensi, berjanji akan memfasilitasi mediasi antara warga dan pihak yang mengklaim kepemilikan tanah Warga Kentingan Baru.

“Saya berkomitmen untuk memfasilitasi, saya tidak tinggal diam. Saya menjamin tidak akan ada kekerasan mengancam warga Kentingan Baru.” Ucap Respati.

Tak hanya itu Respati Ardi bahkan menyodorkan dua opsi tempat singgah: di kawasan Pasar Jongke dan Gajah Mada, sembari menyusun solusi menyediakan ruang hidup warga Kentingan Baru yang lebih manusiawi

Menanggapi hal tersebut, pak jamin mewakili suara warga Kentingan Baru, bahwa pihaknya akan tetap memperjuangakan tanah penghidupannya.

Menurutnya mereka berhak memiliki tanah tersebut, lantaran telah mengelola dengan baik tanah tersebut selama dua puluh tahun.

“Kami akan undang pihak-pihak yang selama ini mengklaim tanah tersebut. Negara tak boleh diam ketika rakyatnya kehilangan tempat tinggal,” Pungkas Respati.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *