BERITAOPINI.ID BLORA JATENG | Dalam rangka memperingati Hari Buruh Nasional, komunitas Perpustakaan Jalanan (Perpusjal) Blora menggelar lapak baca buku gratis di ruang publik Blora pada Kamis sore (1/5/2025). Kegiatan ini tak sekadar membuka akses literasi, namun juga menjadi panggung reflektif untuk mengangkat isu keadilan buruh dalam nuansa edukatif dan damai.
Ikhsan Trisnawan, pegiat Perpusjal Blora, menyebut aksi ini sebagai “bentuk protes kecil” terhadap ketimpangan sosial yang masih terjadi, termasuk sejarah buruh yang belum tuntas, seperti kasus Marsinah. “Hari Buruh harus diperingati secara serius, bukan hanya seremonial. Ini tentang kesetaraan dan hak,” ujarnya.
Selain membuka ruang baca, kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai ruang diskusi terbuka bagi masyarakat. “Kami ingin literasi menjadi alat perubahan sosial. Membaca bukan hanya soal buku, tapi soal kesadaran kolektif,” imbuh Ikhsan.
Fredo, seorang buruh dan pegiat literasi, turut menyuarakan keresahannya dalam lapak tersebut. Ia menyoroti upah buruh yang rendah dan tidak sepadan dengan beban kerja, serta minimnya ruang aspirasi bagi pekerja. “Sistem kerja sekarang kian eksploitatif. Buruh semakin dijauhkan dari keadilan,” katanya.
Ia juga mengkritik kedekatan pemerintah dengan pemodal yang dinilai sering mengorbankan hak buruh. “Selama sistem kerja tidak adil, pabrik di mana pun akan tetap menyisakan luka bagi buruh,” tegasnya.
Fredo menambahkan, dirinya tidak menolak industrialisasi di Blora. Namun, ia menekankan bahwa kehadiran industri harus menjamin kesejahteraan pekerja dan masyarakat sekitar. “Jika sistemnya adil dan kebutuhan buruh dipenuhi, industri bisa membawa manfaat,” jelasnya.
Lapak buku gratis ini pun mendapat apresiasi dari warga yang hadir. Selain menjadi ruang alternatif membaca, kegiatan tersebut juga menjadi simbol solidaritas antara pegiat literasi dan kelompok buruh.
Melalui gerakan sederhana ini, Perpusjal Blora menunjukkan bahwa literasi bisa menjadi alat perlawanan yang cerdas dan damai. Hari Buruh bukan hanya tentang orasi, tapi juga tentang membangun kesadaran akan keadilan sosial yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.