BERITAOPINI.ID KENDAL JAWA TENGAH | Petani tembakau di Kabupaten Kendal tengah dirundung kesedihan akibat cuaca ekstrem yang melanda beberapa pekan terakhir.
Kasani, petani asal Kecamatan Ngampel, menjadi salah satu yang merasakan dampaknya.
Belum lama ini, tembakau hasil panennya yang dijemur di lapangan tiba-tiba diguyur hujan deras. Padahal sejak pagi, matahari terik menyinari.
“Iya, beberapa waktu lalu hujan deras turun mendadak. Tembakau jadi rusak, warnanya menghitam,” ungkap Kasani dari salah satu awak media, Minggu (24/8/2025).
Dari lahan seluas 2 hektar, Kasani hanya bisa menghasilkan sekitar dua keranjang besar tembakau rajangan. Jumlah itu menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau dijual, paling Rp 20-25 ribu per kilogram. Kalau benar-benar jelek, bisa jatuh ke Rp 10 ribu saja,” tambahnya.
Harga Anjlok
Nasib serupa juga dialami Kasidi, petani dari Desa Kebonagung, Kendal. Ia mengaku harga tembakau tahun ini turun hampir separuh dari tahun sebelumnya.
“Tahun ini tidak banyak yang bisa diharapkan. Kalau tahun lalu harganya sampai Rp 76 ribu per kilogram, sekarang hanya Rp 42-43 ribu. Kalau beruntung bisa Rp 47 ribu,” keluhnya.
Kasidi berharap harga tembakau segera stabil agar petani tidak semakin tertekan.
“Biaya sudah tidak terhitung, harapannya semoga harga bisa kembali normal,” ujarnya.
Penjelasan BMKG
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan fenomena hujan deras di tengah musim kemarau ini dipicu aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang memengaruhi pola curah hujan di wilayah tropis.
“Seharusnya Agustus ini sudah kemarau. Tapi MJO masih aktif, jadi hujan muncul di sela-sela musim kemarau,” paparnya.