Example floating
Example floating
Example 468x60
BeritaJawa TengahKabupaten Purworejo

Wayang Gagrak Bagelen, Dikenal Sebagai Wayang Kulit Kaligesingan

35
×

Wayang Gagrak Bagelen, Dikenal Sebagai Wayang Kulit Kaligesingan

Sebarkan artikel ini
Foto: Pagelaran Wayang Gagrak Bagelen
Example 468x60

BERIRAOPINI.ID PURWOREJO JATENG | Wayang Gagrak Bagelen, merupakan seni pertunjukan wayang kulit, Kabupaten Purworejo yang memiliki gaya tersendiri. Dibuat oleh Ki Warsoguno berasal dari Kecamatan Kaligesing. Ia adalah pengrajin wayang di Kerajaan Mataram pada masa sebelum perjanjian Giyanti.

Wayang gagrak Bagelen, dikenal sebagai wayang kulit Kaligesingan, adalah salah satu gaya wayang kulit khas Purworejo yang memiliki sejarah panjang dan telah berusia ratusan tahun.

Setelah perjanjian Giyanti terjadi tahun 1755, Kerajaan Mataram terbelah menjadi 2 yaitu Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta Hadiningrat. Paska perjanjian Giyanti tersebut Ki Warsoguno pulang kampung ke Kaligesing dan meneruskan pembuatan wayang gagrak Bagelen.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo Jawa Tengah mendokumentasikan pagelaran Wayang Gagrak Bagelen untuk mendapatkan sertifikat Warisan Budaya Tak benda (WBTb) dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) mendokumentasikan pagelaran wayang Gagrag Bagelen tersebut, untuk diusulkan mendapat sertifikat Warisan Budaya Tak

Foto: Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo Yudhie Agung Prihatno.

benda (WBTb) dari Kementerian Kebudayaan RI. Hal ini dituturkan olah Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo Yudhie Agung Prihatno.

“Dalam pagelaran Wayang Gagrak Bagelen pada prosesi jamasan malam 1 Suro, diambil dokumentasi guna proses pengusulan WBTb untuk Wayng tersebut,” ujar Yudhie, Selasa (2/7/2025).

Dia menambahkan untuk Wayang Gagrag Bagelen dimiliki oleh kolektor asal negara Jerman dan Amerika. Dan wayang tersebut memiliki keunikan tersendiri dari bentuk fisik, warna, iringan musik berbeda.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dindikbud Purworejo Dyah Woro Setyaningsih, mengatakan pihaknya menggelar Wayang Gagrak Bagelen dalam rangkaian jamasan tosan aji.

“Jamasan menjadi event tahunan, kami berharap menjadi edukasi kemasyarakat terutama anak-anak muda bahwa apa yang sudah ada ini perlu dilestarikan dan dikembangkan serta diinfokan kemasyarakat, sehingga akan menjadi tontonan sekaligus tuntunan untuk generasi muda.

Ketika kemudian setelah jamasan ini ada tampilan Wayang Gagrak Bagelen, sebetulnya ini awalnya bukan menjadi paket jamasan melainkan kita ini sedang melaksanakan pendataan usulan Warisan Budaya Tak benda (WBTb). Dan tahun ini kita usulkan makanan khas Purworejo Clorot dan Wayang Gragak Bagelen,” jelas Woro di ruang kerjanya, Senin (1/7/2025).

Kemudian salah satu dukungan untuk itu lanjutnya ada dokumentasinya.

“Nah kemarin kemudian sekaligus saja ketika kita punya event jamasan lalu sekalian kita dokumentasi bekerjasama dengan Pepadi ( Persatuan Pedalangan Indonesia).

Pepadi memang punya kegiatan pementasan wayang dalam rangka edukasi baik dari sisi perdalangannya, sindennya dan lain sebagainya.

“Kemudian kita rekrut sehingga wayang gagrak Bagelen dibiayai oleh Pepadi dan tidak untuk kegiatan jamasan.”

Foto: Kabid Kebudayaan Dindikbud Purworejo Dyah Woro Setyaningsih dan Pamong Kebudayaan Fatkheul Wahid

Menurut Woro sebetulnya saat ini wayang gagrak Bagelen ini malah dicari, menurut para sumber ada wayang gagrag Kedu, kemudian Banyumas itu juga sedikit banyak mengambil gaya dari wayang gagrak Bagelen.

“Saat ini kita belum bisa memastikan ketika hasil kajian ini belum selesai dan kita sedang berproses dengan tim ahli, dan kita sedang mengumpulkan data-data untuk pada saatnya nanti di FGD-kan (Focus Group Discussion). Dari situ kita rumuskan, selanjutnya kita serahkan ke Provinsi terlebih dahulu, untuk dikaji dan mendapatkan rekomendasi,” jelas Kabid Kebudayaan didampingi Pamong Kebudayaan Dindikbud Purworejo Fatkheul Wahid.

Woro menambahkan Kabupaten Purworejo telah memiliki ini WBTb yaitu tari dolalak, Kesenian tradisional jolenan Somongari dan dan Kesenian tradisional Cimpoling

Tahun lalu pihaknya mengirimkan kuliner dawet ireng dan sego penek ke Provinsi Jawa Tengah, mendapat rekomendasi ditangguhkan karena masih kurang kuat. Selain itu juga mengirimkan grebeg ingkung sewu, rekomendasinya lemah dari kajian ada catatan yang harus dipenuhi.

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *