BERITAOPINI.ID SURAKARTA JATENG | Penipuan menjerat member sebuah arisan. Kerugiannya mencapai Rp. 1.7 Miliar. Penipuan disebabkan oleh arisan menurun. Penipuan itu bukan hanya menjerat seorang diri, akan tetapi juga menjerat beberapa korban yang ikut dalam investasi tersebut.
Pada (12/03), Lala, ajeng dan beberapa member arisan lainnya, mendatangi Polresta Surakarta menyampaikan motif penipuan arisan dan investasi Bodong. Mereka ditemani oleh Advokat Dr. Asri Purwanti untuk menyeret PSA dalam tindak penggelapan arisan bodong.
Perempuan yang juga menjabat sebagai ketua DPD KAI (Kongres Advokat Indonesia) menyampaikan bahwa kasus ini sudah pernah melapor di Maporesta Solo pada 2023. Pelaku arisan menurun bodong telah diringkus oleh Mapolresta Karanganyar pada 2024 lalu.
Pelaporan korban arisan bodong ke Mapolresta Surakarta (12/03), bahwa penangkapan PSA oleh Mapolresta Karangnyar belum lah usai. Korban dari PSA masih tersebar di beberapa daerah, termasuk Ajeng dan Lala.
“Kami sudah bertemu dengan pak Kasat yang baru. Beliau telah menerima aduan kami. Beliau akan menindaklanjutinya.” Ujar Asri Purwanti.
Modus Penipuan
Modus penipuan bermula ketika korban mengikuti arisan online. “Saya mengikuti arisan itu melalui whatsapp, pada tahun 2022.” Melalui jenis arisan menurun itu, Lala mengalami kerugian sebesar Rp. 1,1 Miliyar.
“Kami ambil gap sebanyak seratus juta. Ada dua puluh orang, kami ambil lima nomor dari bawah atau tujuh dari bawah. Di saat waktu kita mendapatkan, namun tidak mendapatkan sama sekali.”
Ajeng menganggap bahwa kelompok yang berada di slot itu merupakan fiktif. Pelaku seaka-akan memberikan nama-nama tertera di arisan, akan tetapi mereka sebagai penjerat bagi bagi mereka untuk mengikuti arisan.
Mula buka, Ajeng dan Lala tidak mengenal sama sekali PSA sebagai penyedia arisan menurun. “Saya ditawari ikut arisan. Setelah saya mengikuti, PSA menawari investasi dengan share profit masuk akal. Selama satu bulan adalah dua puluh persen.” Ucap Lala.
Arisan yang mulanya dipercayai dapat memberikan share profit menguntungkan, alhasil Lala menyadarinya fiktif. Lala sempat memintai kejelasan PSA, walakin ia hanya menyampaikan janji dan janji. PSA berjanji bakal mencicil Rp. 250 ribu atau Rp. 500 ribu per bulan.
“Lantaran sudah ditangkapnya PSA, harapannya dapat memantik polres-polres lain untuk mengungkap korban-korban penipuan arisan bodong itu.” Ucap Asri. (GAR)
